China Batasi Ekspor Tanah Jarang, Balasan Langsung untuk Tarif Trump

2 Min Read

China resmi memberlakukan pembatasan ekspor terhadap tanah jarang sebagai langkah balasan atas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kebijakan ini menambah panas ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia dan mengancam rantai pasokan industri vital di AS.

Tanah jarang, yang terdiri dari 17 unsur penting, digunakan dalam teknologi tinggi, kendaraan listrik, hingga sektor pertahanan. China saat ini menguasai sekitar 90 persen produksi global dan merupakan pemasok utama bagi AS.

Langkah pembatasan ini tidak hanya mencakup bahan mentah, tetapi juga produk olahan seperti magnet permanen yang selama ini sulit digantikan oleh produsen di negara lain. Kebijakan diumumkan pada Jumat malam (4/4/2025) sebagai bagian dari paket pembatasan terhadap perusahaan-perusahaan AS.

“Langkah ini merupakan respons terhadap keputusan Trump yang menaikkan tarif terhadap sebagian besar produk impor dari China menjadi 54 persen,” tulis Reuters, dikutip Sabtu (5/4/2025).

Kebijakan ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri di AS. Banyak yang khawatir pembatasan ekspor ini akan memicu kelangkaan dan kenaikan biaya produksi, terutama di sektor-sektor yang sangat bergantung pada tanah jarang, seperti industri senjata, energi hijau, dan teknologi tinggi.

Meski demikian, Asosiasi Industri Logam Nonferrous China menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas rantai pasokan global. Mereka menekankan bahwa pembatasan hanya akan berlaku pada entitas atau negara yang dianggap mengancam kedaulatan atau kepentingan pembangunan nasional China.

“Tindakan ini tidak akan memengaruhi stabilitas dan keamanan rantai industri serta pasokan internasional,” demikian pernyataan resmi asosiasi pada Minggu (6/4/2025) seperti dikutip dari The Economic Times.

Di sisi lain, Presiden Trump justru merespons dengan nada optimistis. Dalam unggahannya di Truth Social, Sabtu (5/4/2025), ia menyebut ekonomi AS tengah mengalami “kebangkitan besar-besaran.” Ia juga mengklaim investasi senilai lebih dari US$ 5 triliun telah masuk ke AS, meskipun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Namun, Trump tetap mengkritik keras langkah China yang menerapkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap produk-produk AS. Ia menilai kebijakan tersebut sebagai upaya yang akan gagal dalam menandingi kekuatan ekonomi AS.

Share This Article