Comeback Manis Sreeya Sewu (SIPD): Laba Melejit 119% di 2024

2 Min Read

PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,32 miliar selama tahun 2024, sebuah lonjakan signifikan sebesar 119 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi hingga Rp17,31 miliar. Dengan capaian ini, laba per saham naik menjadi Rp1,81 per lembar, membalikkan kerugian sebelumnya sebesar Rp11,10 per saham.

Meski demikian, penjualan bersih mengalami penurunan sebesar 11,98 persen menjadi Rp5,36 triliun, dari Rp6,09 triliun pada tahun sebelumnya. Beban pokok penjualan juga ikut menurun menjadi Rp4,86 triliun dari sebelumnya Rp5,51 triliun, menghasilkan laba kotor sebesar Rp492,55 miliar—menurun sekitar 14 persen dibandingkan Rp572,8 miliar pada akhir 2023.

Pengeluaran untuk penjualan juga menyusut menjadi Rp236,26 miliar dari sebelumnya Rp265,26 miliar. Beban umum dan administrasi ikut turun menjadi Rp191,36 miliar dibanding Rp198,2 miliar di tahun sebelumnya. Sementara itu, perubahan nilai wajar aset biologis tercatat hanya Rp1,07 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp98,53 miliar.

Di sisi lain, pendapatan keuangan meningkat menjadi Rp18,19 miliar dari sebelumnya Rp10,57 miliar. Beban keuangan sedikit turun menjadi Rp68,31 miliar dari Rp69,64 miliar. Keuntungan dari pos lain-lain tercatat Rp2,13 miliar, mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp6,28 miliar. Secara keseluruhan, laba sebelum pajak penghasilan tercatat sebesar Rp15,84 miliar, berbalik dari kerugian Rp41,99 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, beban pajak mencapai Rp12,52 miliar, berbanding terbalik dari manfaat pajak Rp24,67 miliar yang dicatat pada tahun 2023.

Total ekuitas perusahaan per akhir 2024 meningkat tipis menjadi Rp1,2 triliun, dari Rp1,19 triliun pada akhir tahun sebelumnya. Defisit menurun menjadi Rp709,25 miliar dari sebelumnya Rp712,58 miliar. Total liabilitas menyusut menjadi Rp1,91 triliun dari Rp2,08 triliun, sedangkan total aset turun menjadi Rp3,11 triliun dari posisi akhir 2023 yang sebesar Rp3,28 triliun.

Share This Article