Harga Bitcoin Naik Tajam Usai Halving, Sentimen Global dan Dolar Melemah Jadi Pemicu

3 Min Read

Harga Bitcoin (BTC) terus menunjukkan penguatan dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data dari Ajaib Sekuritas, hingga Selasa pagi (22/4/2025) pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin tercatat mencapai US$88.300, melonjak lebih dari 17% dibanding posisi US$74.500 pada 7 April lalu. Secara week-to-date (WtD), BTC juga menguat sekitar 4% di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Panji Yudha, mencatat bahwa sejak peristiwa halving pada 20 April 2024, harga Bitcoin telah meroket lebih dari 30%. Sebagaimana diketahui, halving 2024 mengurangi imbalan penambangan dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok, sehingga menciptakan efek kelangkaan yang secara historis berdampak positif terhadap harga.

“Efek kelangkaan ini diperkuat dengan kondisi makro yang memanas. Dominasi pasar Bitcoin bahkan sudah menyentuh 63%, tertinggi sejak 2021,” ujar Panji dalam riset yang dirilis Selasa (22/4/2025).

Dana Masuk ETF Spot dan Dominasi Bitcoin Menguat

Ajaib Sekuritas mencatat aliran dana masuk ke ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat mencapai US$15,85 juta selama periode 14–17 April 2025. Menurut Panji, masuknya dana institusional menjadi bukti bahwa Bitcoin semakin dianggap sebagai safe haven, bukan sekadar aset spekulatif.

“Kembalinya minat institusional mencerminkan persepsi bahwa Bitcoin adalah aset lindung nilai strategis,” ungkapnya.

Potensi Uji Resistance US$91.000

Secara teknikal, jika Bitcoin mampu bertahan di atas level US$85.000, Ajaib memperkirakan harga berpeluang menguji garis MA-100 dan resistance berikutnya di kisaran US$91.000.

Panji menyoroti beberapa faktor eksternal yang bisa mempengaruhi prospek harga Bitcoin ke depan. Di antaranya adalah eskalasi perang dagang antara AS dan China setelah Negeri Tirai Bambu mengumumkan tarif balasan. Ketegangan kian meningkat usai Presiden AS Donald Trump melontarkan kritik tajam kepada Ketua The Fed Jerome Powell dan bahkan mengancam akan memecatnya.

Dolar Melemah, Bitcoin dan Emas Diuntungkan

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) merosot ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Selama tiga bulan terakhir, nilai tukar dolar sudah anjlok sekitar 10%.

“Melemahnya dolar AS dan meningkatnya ketegangan global menjadi bahan bakar baru bagi reli aset alternatif seperti Bitcoin dan emas,” jelas Panji.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.

Share This Article