JP Morgan merilis laporan terkini yang mengungkap proyeksi menantang bagi tiga bank pelat merah Indonesia, yakni Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
Dalam laporan bertajuk Asean Banks yang dipublikasikan pada Rabu (16/4/2025), lembaga keuangan asal Amerika Serikat itu menyoroti sejumlah tekanan yang berpotensi mempengaruhi kinerja ketiga bank tersebut pada kuartal pertama tahun ini.
Menurut laporan tersebut, faktor likuiditas masih menjadi penentu utama bagi performa sektor perbankan nasional. JP Morgan memperkirakan pertumbuhan pinjaman akan stagnan, sementara margin bunga bersih (NIM) diperkirakan menurun secara kumulatif karena meningkatnya biaya dana (cost of fund/CoF) dan biaya kredit (cost of credit/CoC).
“Pertumbuhan, biaya dana, dan kualitas aset menjadi risiko utama bagi perbankan di Indonesia,” ujar Harsh Wardhan Modi bersama tim analis JP Morgan.
Berikut adalah ringkasan proyeksi kinerja ketiga bank BUMN tersebut berdasarkan laporan JP Morgan:
Bank Mandiri (BMRI)
JP Morgan memperkirakan laba bersih Bank Mandiri pada kuartal I/2025 mencapai Rp13,95 triliun, naik tipis 1% dari kuartal sebelumnya dan meningkat 10% secara tahunan. Meski demikian, tekanan datang dari biaya dana yang lebih tinggi, yang diprediksi menyebabkan penurunan NIM sebesar 31 basis poin menjadi 4,96%.
Pinjaman BMRI diprediksi tidak mengalami pertumbuhan dibanding kuartal sebelumnya, sementara simpanan berpotensi tumbuh 2% secara kuartalan dan 10% secara tahunan, dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 96%.
Pendapatan non-bunga diperkirakan menurun 11% secara kuartalan, sebagian besar akibat efek musiman dari kuartal sebelumnya. Namun, pendapatan dari treasury diperkirakan tetap stabil. Di sisi lain, pengeluaran operasional diproyeksikan turun 25% secara kuartalan dengan rasio efisiensi (CIR) sebesar 38,4%.
Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) diperkirakan naik 6 basis poin menjadi 1,18%, disertai penurunan cakupan pencadangan menjadi 220%.
Bank Negara Indonesia (BBNI)
Untuk BBNI, JP Morgan memperkirakan laba bersih kuartal pertama tahun ini akan berada di angka Rp5,5 triliun, tumbuh 3% dibanding periode yang sama tahun lalu dan naik 6% dibanding kuartal sebelumnya.
Namun, tantangan biaya dana juga membayangi BBNI. NIM diprediksi turun 22 basis poin menjadi 4,27%. Pendapatan non-bunga bank ini juga diperkirakan melemah 9% secara kuartalan, sementara pengeluaran operasional diproyeksikan turun 17%, dengan rasio CIR sebesar 49,1%.
JP Morgan memproyeksikan penurunan pinjaman dan simpanan masing-masing sebesar 1% dibanding kuartal sebelumnya, meski secara tahunan pinjaman diperkirakan tumbuh 10%.
Rasio NPL diperkirakan naik tipis 2 basis poin menjadi 1,99%, disertai penurunan cakupan cadangan menjadi 249%.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Laba bersih BRI pada kuartal I/2025 diproyeksikan mencapai Rp15,2 triliun, turun 5% dibandingkan tahun sebelumnya dan stagnan dibanding kuartal sebelumnya.
Meskipun NIM diperkirakan meningkat 2 basis poin menjadi 7,46%, JP Morgan menilai ada potensi tekanan terhadap margin ini bila terjadi kerugian tak terduga dari debitur tertentu.
Pendapatan non-bunga diprediksi stabil, sementara biaya operasional BRI diperkirakan menurun 18%, dengan rasio CIR sebesar 45,9%.
Kredit BRI diperkirakan tumbuh 1% dibanding kuartal sebelumnya, namun simpanan justru menurun 1%. Adapun NPL diperkirakan naik 6 basis poin menjadi 2,84%, dengan cakupan cadangan turun ke level 212%.
“Perhatian terhadap proses pemulihan kualitas aset akan menjadi faktor krusial yang perlu dicermati,” tambah Modi.