Pasar kripto kembali dilanda volatilitas tinggi dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) cenderung stagnan di kisaran US$93.703 atau sekitar Rp1,57 miliar per koin (kurs Rp16.793), meskipun tekanan dari sejumlah sentimen global terus membayangi.
Mengutip data Coinmarketcap, Jumat pagi (25/4/2025), kapitalisasi pasar kripto global tercatat menurun tipis 0,42% menjadi US$2,92 triliun. Bitcoin sebagai aset kripto dengan valuasi terbesar hanya melemah 0,03% dalam sehari terakhir.
Sementara itu, Ethereum (ETH) mencatat penurunan yang lebih tajam sebesar 1,67% ke level US$1.770. Binance Coin (BNB) juga ikut terkoreksi 1,05% menjadi US$600 per koin.
Peluncuran XRP Futures oleh CME
Salah satu sentimen yang mengguncang pasar datang dari pengumuman Chicago Mercantile Exchange (CME Group) mengenai peluncuran kontrak futures untuk XRP. Produk derivatif ini dijadwalkan tayang perdana pada 19 Mei 2025 mendatang.
Dalam pengumuman resminya, CME menyebut akan menyediakan dua jenis kontrak, yaitu versi mikro (2.500 XRP) dan kontrak standar (50.000 XRP), yang seluruhnya akan diselesaikan secara tunai (cash-settled), tanpa pengiriman aset fisik.
Langkah ini dinilai sebagai tonggak baru dalam adopsi kripto secara institusional, terutama setelah sebelumnya CME sempat menghapus halaman informasi terkait XRP futures pada awal Januari 2025 tanpa penjelasan.
Seiring dengan gelombang regulasi, analis ETF dari Bloomberg, Eric Balchunas, mencatat saat ini ada lebih dari 70 aplikasi ETF kripto yang tengah menanti persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Faktor Global: Kebijakan Trump dan Tekanan Obligasi
Dari sisi makroekonomi, keputusan mengejutkan Presiden AS Donald Trump juga memengaruhi pasar. Ia memilih menunda rencana kenaikan tarif impor dan menurunkannya kembali ke level dasar 10%, dengan pengecualian untuk China.
Ekonom dan penulis buku The Bitcoin Standard, Saifedean Ammous, menilai keputusan Trump didorong oleh tekanan besar dari pasar obligasi. Ia menuturkan bahwa kenaikan imbal hasil (yield) telah mengguncang strategi fiskal AS.
“Trump kalah melawan pasar obligasi. Ketika yield melonjak, strategi fiskal runtuh. Ternyata salah besar mengira pasar saham bisa dikorbankan demi stabilitas obligasi,” tulis Ammous di platform X (dulu Twitter).
Duel Baru di Dunia Bitcoin: Jack Mallers vs Michael Saylor
Dalam perkembangan lain, pendiri Strike, Jack Mallers, mengumumkan peluncuran Twenty One Capital, sebuah perusahaan investasi Bitcoin yang digadang-gadang akan menyaingi dominasi MicroStrategy milik Michael Saylor.
Dengan dukungan dari Tether, SoftBank, dan Bitfinex, Twenty One Capital langsung meluncur dengan cadangan awal sebesar 42.000 BTC atau sekitar US$3,9 miliar. Rinciannya, 23.950 BTC berasal dari Tether, 10.500 BTC dari SoftBank, dan 7.000 BTC dari Bitfinex.
“Misi kami sederhana: menjadi perusahaan Bitcoin paling sukses dan paling bernilai sepanjang sejarah keuangan,” tegas Mallers dalam pernyataannya, Rabu (23/4/2025).