IHSG Menguat ke 6.660 Jelang Akhir Pekan, Saham GOTO hingga UNVR Melonjak!

3 Min Read

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan ini dengan penguatan signifikan. Pada penutupan perdagangan Jumat (25/4/2025), IHSG tercatat naik 0,99% ke level 6.660,61, menurut data RTI Infokom per pukul 16.00 WIB. Selama sesi hari ini, indeks bergerak dalam rentang 6.640 hingga 6.683. Secara keseluruhan, terdapat 427 saham menguat, 175 saham melemah, dan 204 saham stagnan, dengan kapitalisasi pasar meningkat ke Rp11.590 triliun.

Sejumlah saham unggulan mencatat kenaikan tajam. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,47% ke level Rp8.600 per saham. Lonjakan terbesar datang dari saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang melesat 17,06% ke posisi Rp1.750 per saham. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga naik signifikan sebesar 5% ke level Rp84.

Saham lainnya yang turut menguat adalah PT Astra International Tbk. (ASII) naik 1,89% ke Rp4.860, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 4,35% ke Rp1.680, dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang menanjak 0,22% ke Rp23.100 per saham.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mencatat bahwa penguatan IHSG hari ini turut dipicu oleh sentimen eksternal. Harapan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali mencuat setelah Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa negosiasi perdagangan sedang berlangsung, meskipun sebelumnya sempat dibantah oleh pihak Beijing. Seorang pejabat Gedung Putih juga membenarkan adanya komunikasi langsung antara perwakilan kedua negara dalam bentuk pertemuan dan panggilan telepon.

Dari sisi kebijakan moneter, The Fed mulai mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih cepat. Pejabat Fed, Christopher Waller dan Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, menyatakan bahwa jika kebijakan tarif berdampak negatif pada pasar tenaga kerja dan ekonomi, maka penurunan suku bunga bisa terjadi lebih awal, bahkan secepat bulan Juni 2025.

Sementara itu, dari dalam negeri, UBS Group AG memberikan dorongan tambahan dengan menaikkan peringkat saham Indonesia menjadi overweight. UBS menilai kualitas fundamental ekonomi domestik serta karakter pasar Indonesia yang relatif defensif menjadi dasar peningkatan peringkat tersebut. Keputusan ini turut memperkuat optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia, terutama di tengah peluang penurunan suku bunga global yang menguntungkan pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Share This Article