RI Buka Keran Impor Energi dan Pangan dari AS, Gandum hingga LNG Masuk Radar

2 Min Read

Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan peningkatan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi dan pangan nasional.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa produk yang masuk dalam rencana peningkatan impor tersebut meliputi minyak bumi, gas alam cair (LNG), serta berbagai hasil pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung.

Dalam keterangan resminya pada Sabtu (26/4), Sri Mulyani menekankan pentingnya menciptakan sistem perdagangan yang lebih terbuka. Ia mengakui bahwa meskipun tarif bea masuk di Indonesia relatif rendah, pemerintah tetap melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan tarif dan hambatan non-tarif yang ada.

“Tarif kita pada umumnya rendah, tetapi kami terus mengkaji apakah masih ada ruang untuk perbaikan, termasuk di sisi kebijakan non-tarif,” ujarnya.

Sri Mulyani juga menyoroti sejumlah kendala non-tarif yang masih dihadapi, seperti proses bea cukai, sistem perpajakan, dan prosedur karantina produk, yang dinilai dapat memperlambat arus perdagangan barang.

Terkait impor produk pertanian dari AS, Sri Mulyani menyatakan bahwa komoditas seperti gandum, kedelai, dan jagung memiliki peran penting dalam mendukung kebutuhan pangan dalam negeri.

“Indonesia mengimpor dari berbagai negara, tetapi kami juga terbuka untuk memperluas akses bagi produk pertanian asal Amerika Serikat,” tambahnya.

Dalam sektor energi, pemerintah melihat potensi kerja sama lebih besar dengan AS, terutama dalam hal pasokan LNG. Menurut Menkeu, meski Indonesia merupakan negara penghasil migas, produksi domestik belum mampu memenuhi kebutuhan nasional sepenuhnya.

“Oleh karena itu, kita terbuka untuk memperkuat kerja sama impor energi, termasuk dengan Amerika Serikat, baik dalam bentuk LNG maupun produk industri seperti pesawat Boeing,” jelasnya.

Langkah ini dinilai sebagai strategi untuk mengurangi defisit perdagangan sekaligus memperluas akses Indonesia terhadap produk-produk strategis global.

Share This Article