Genjot Ekspansi, AKRA Siapkan Capex Rp1,6 Triliun Tambah 20 SPBU Baru

2 Min Read

PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) terus menggeber ekspansi bisnis sepanjang 2025, dengan fokus memperluas jaringan SPBU dan pengembangan kawasan industri.

Direktur dan Corporate Secretary AKRA, Suresh Vembu, menyampaikan bahwa tahun ini perusahaan menargetkan penambahan sekitar 15 hingga 20 SPBU baru. Lokasi SPBU tersebut dipilih di kota-kota besar serta kota satelit yang memiliki kedekatan dengan infrastruktur milik perseroan.

“Hingga akhir 2024, kami telah memiliki 64 SPBU. Tahun ini, kami terus memperluas jaringan dengan mempertimbangkan lokasi strategis,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) AKRA, Senin (28/4/2025).

Selain itu, AKRA juga aktif mengembangkan kawasan ekonomi khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Pada tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan lahan seluas 100 hektare di kawasan tersebut.

Capex Rp1,6 Triliun dari Dana Internal

Untuk mendukung ekspansi tersebut, AKRA mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,5 triliun hingga Rp1,6 triliun, seluruhnya berasal dari kas internal perusahaan.

“Kami tidak berencana melakukan aksi korporasi untuk pembiayaan. Semua capex berasal dari internal,” tegas Suresh.

Langkah ekspansi ini dilakukan guna mencapai target laba bersih sebesar Rp2,4 triliun hingga Rp2,6 triliun pada 2025.

Adapun hingga kuartal I/2025, AKRA telah membukukan laba bersih sebesar Rp565,2 miliar, turun 5,08% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp595,4 miliar. Namun dari sisi pendapatan, AKRA mencatatkan kenaikan 4,53% yoy menjadi Rp10,18 triliun dari sebelumnya Rp9,81 triliun.

Kinerja 2024 dan Tantangan 2025

Pada tahun lalu, AKRA membukukan laba bersih sebesar Rp2,22 triliun, terkoreksi 19,97% yoy dari Rp2,78 triliun pada 2023. Pendapatan pun ikut turun 7,98% yoy menjadi Rp38,72 triliun dari Rp42,08 triliun di tahun sebelumnya.

Head of Investor Relations AKR Corporindo, Ignatius Teguh Prayoga, mengungkapkan bahwa AKRA menghadapi tantangan di 2025, salah satunya dari Purchasing Manager’s Index (PMI) yang belum membaik.

“Sebagian klien kami saat ini masih mengambil sikap wait and see,” kata Prayoga.

Selain itu, tensi geopolitik global juga menjadi perhatian serius. Meski begitu, AKRA tetap memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk menjaga kelangsungan operasional dan tetap waspada agar tidak melewatkan peluang bisnis.

Share This Article