OJK Dorong Konsolidasi, CIMB Niaga dan BTN Mulai Peta Jalan Baru di Industri Syariah

3 Min Read

Proses pemisahan unit usaha syariah (UUS) di sektor perbankan syariah nasional semakin menemukan arah yang lebih pasti. Dua bank yang telah diwajibkan melakukan spin off kini telah menentukan jalannya masing-masing.

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menjadi yang terbaru mengambil keputusan dengan membentuk entitas baru yang akan beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS) bernama CIMB Niaga Syariah. Langkah ini berbeda dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang sebelumnya memilih mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVS) untuk menjadi wadah bagi BTN Syariah.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menjelaskan bahwa pembentukan bank baru dilakukan untuk menjaga kesinambungan kerja sama dengan induk perusahaan, sambil memastikan strategi bisnis dan tata kelola di BUS CIMB Niaga Syariah tetap terjaga.

“Induk usaha akan fokus pada layanan konvensional, namun tetap mendukung BUS dengan memberikan rujukan nasabah,” ujar Lani kepada media, Senin (28/4).

Terkait langkah ini, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa pendirian bank baru dalam proses spin off diperbolehkan. Namun, menurutnya, dampak terhadap industri perbankan syariah secara nasional tidak akan signifikan.

Saat ini, industri perbankan syariah masih didominasi oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dengan total aset mencapai Rp397,3 triliun per Februari 2025. Sebagai perbandingan, aset CIMB Niaga Syariah tercatat sebesar Rp67,5 triliun pada Desember 2024, sedangkan BTN Syariah memiliki aset sekitar Rp61,2 triliun per Maret 2025.

OJK sendiri berharap kewajiban spin off ini dapat melahirkan pesaing-pesaing baru bagi BSI, salah satunya melalui konsolidasi antar bank syariah. Untuk itu, Dian menegaskan pihaknya akan berdiskusi lebih lanjut dengan CIMB Niaga mengenai kemungkinan konsolidasi guna memperbesar skala usaha.

“Setelah pengajuan dilakukan, kami akan berdialog untuk menentukan arah pengembangan, karena kami berharap skala bisnisnya bisa lebih besar,” ungkap Dian.

Ia menambahkan bahwa komunikasi dengan CIMB Niaga terkait konsolidasi sudah beberapa kali dilakukan, dan pihak bank terbuka terhadap opsi tersebut.

“Mereka terbuka, tinggal nanti kita lihat apakah akan ada akuisisi bank syariah lain,” lanjut Dian.

Di sisi lain, Lani juga tidak menutup kemungkinan melakukan konsolidasi, selama hal itu selaras dengan rencana bisnis BUS CIMB Niaga Syariah. Untuk saat ini, prioritas utama adalah memastikan spin off berjalan mulus dan menjaga kualitas layanan nasabah.

“Portofolio kami cukup besar, sehingga kami fokus agar transisi ini memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan,” jelas Lani.

Sementara itu, Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, sebelumnya mengatakan bahwa akuisisi Bank Victoria Syariah menjadi langkah awal dalam upaya konsolidasi perbankan syariah nasional, sejalan dengan dorongan regulator.

“Bisa saja ke depan kita mencari bank syariah lain yang potensial dan sesuai, itu sangat mungkin,” ujar Nixon pada Selasa (21/1).

Namun, ia menegaskan bahwa langkah konsolidasi lanjutan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, karena fokus utama saat ini adalah memisahkan dan mengembangkan BTN Syariah.

“Kami ingin turut membantu OJK mengidentifikasi potensi konsolidasi di masa depan,” tambahnya.

Share This Article