Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menunjukkan performa positif sepanjang tahun berjalan 2025. Rilis laporan keuangan kuartal I/2025 yang akan diumumkan hari ini, Selasa (29/4/2025), menjadi katalis utama yang akan mempengaruhi pergerakan saham GOTO dalam jangka pendek.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO tercatat turun 2 poin atau 2,38% ke level Rp82 per saham pada penutupan perdagangan Senin (28/4/2025). Meski demikian, secara year-to-date (YtD), GOTO tetap menguat 17,14% dari posisi Rp70 per saham pada akhir 2024.
Mayoritas analis memberikan pandangan optimistis terhadap saham emiten teknologi ini. Konsensus Bloomberg mencatat, dari 31 analis, sebanyak 24 di antaranya merekomendasikan beli, sedangkan 7 lainnya menyarankan hold untuk saham GOTO.
Target Harga Saham GOTO dari Berbagai Analis:
- Macquarie: Ariyanto Jahja menetapkan peringkat outperform dengan target harga Rp105 per saham.
- JP Morgan: Henry Wibowo memberi rekomendasi overweight dengan target harga Rp95.
- Valbury Asia Sekuritas: Laurencia Hiemas memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp110.
- Ciptadana Sekuritas: Gani menetapkan target harga tertinggi, yaitu Rp150 per saham.
Di sisi lain, konsensus analis Bloomberg memperkirakan GOTO akan membukukan rugi bersih sebesar Rp38,7 miliar pada kuartal I/2025, dengan pendapatan yang diprediksi turun 3,36% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp3,94 triliun.
Analis Bloomberg Intelligence, Nathan Naidu, menyoroti bahwa kekuatan segmen teknologi finansial (fintech) dan layanan on-demand menjadi pendorong utama menuju profitabilitas.
“Fintech diperkirakan akan menyumbang minimal 20% terhadap EBITDA tahunan, berkat margin tinggi dari produk pinjaman buy-now-pay-later kepada pembeli TikTok Shop,” ujar Nathan, Senin (28/4/2025).
Segmen jasa on-demand juga diproyeksi tetap menjadi kontributor utama lewat ekspansi layanan makanan premium dan iklan digital. Namun, GOTO juga diperkirakan menggelontorkan Rp300 miliar untuk program bonus Hari Raya.
Estimasi Kinerja Lain:
- Bahana Sekuritas: Analis Kevin Jonathan Panjaitan memperkirakan adjusted EBITDA GOTO mencapai Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun pada 2025, dengan kontribusi Rp1,1 triliun dari layanan on-demand dan Rp300 miliar dari fintech.
- Bahana juga memproyeksikan GOTO tetap mencatat rugi bersih Rp3,9 triliun sepanjang 2025 akibat dampak dari penurunan hasil investasi di Tokopedia, namun tetap merekomendasikan beli dengan target harga Rp93 per saham.
Sementara itu, analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy memberikan peringkat hold dengan target harga Rp71 per saham, mempertimbangkan panduan manajemen yang cenderung konservatif di tengah tekanan ekonomi tahun ini.
“Pertumbuhan profitabilitas diperkirakan melambat, dengan asumsi kontribusi pendapatan dari fee Tokopedia dan TikTok Shop,” ujar Paulus.
Strategi dan Proyeksi Manajemen GOTO
Dalam keterangan resminya, manajemen GOTO menyampaikan target adjusted EBITDA 2025 berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun. Target ini mempertimbangkan kondisi pasar saat ini serta potensi risiko seperti persaingan ketat, inflasi biaya, dan ketidakpastian makroekonomi
Chief Executive Officer GOTO, Patrick Walujo, menegaskan bahwa perusahaan tetap fokus memperluas bisnis fintech dan memperkuat kepemimpinan pasar di Indonesia.
“Kami yakin dengan potensi besar pasar Indonesia, dan kami akan terus fokus memperkuat posisi GOTO sambil meningkatkan profitabilitas,” kata Patrick.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.