PT Timah (TINS) mengawali tahun 2025 dengan pencapaian luar biasa, membukukan laba bersih sebesar Rp116,85 miliar. Lonjakan drastis sebesar 295,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai Rp29,54 miliar, menunjukkan kekuatan finansial perusahaan yang semakin solid. Imbas dari pencapaian ini, laba per saham dasar dan dilusian ikut terdongkrak ke Rp16, jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp4.
Pendapatan perusahaan turut mencatat kenaikan, bertumbuh menjadi Rp2,09 triliun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp2,05 triliun. Sementara itu, efisiensi operasional terlihat dari penyusutan beban pokok pendapatan yang turun ke Rp1,71 triliun dari Rp1,76 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini berkontribusi terhadap lonjakan laba kotor yang kini mencapai Rp382,43 miliar, meningkat signifikan dari Rp295,39 miliar tahun lalu.
Dalam aspek pengeluaran, beban umum dan administrasi mengalami kenaikan menjadi Rp213,82 miliar dari Rp202,6 miliar. Beban penjualan turun tipis ke Rp20,92 miliar dari sebelumnya Rp23,07 miliar, sementara beban keuangan mengalami penyusutan cukup tajam ke Rp30,35 miliar dari Rp57,88 miliar. Di sisi lain, pendapatan keuangan melonjak dua kali lipat lebih menjadi Rp18,11 miliar dari Rp8,78 miliar, sementara pendapatan lain-lain meningkat menjadi Rp23,5 miliar dari Rp16,68 miliar.
Secara keseluruhan, laba periode berjalan PT Timah berada di angka Rp116,86 miliar, naik pesat dari Rp29,54 miliar di tahun lalu. Dari sisi neraca keuangan, ekuitas perusahaan menguat ke Rp7,63 triliun dari Rp7,44 triliun di akhir 2024. Liabilitas menurun menjadi Rp4,85 triliun dari sebelumnya Rp5,34 triliun, sementara total aset sedikit menyusut ke Rp12,48 triliun dari Rp12,79 triliun di penghujung tahun lalu.
Dengan performa keuangan yang solid ini, PT Timah menunjukkan ketangguhan bisnisnya dalam menghadapi dinamika pasar. Jika momentum positif ini berlanjut, perusahaan berpotensi semakin memperkuat posisinya di industri timah nasional dan global.
