PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), emiten konstruksi milik negara, mencatat lonjakan rugi bersih pada kuartal I/2025. Tekanan datang dari penurunan tajam pendapatan usaha serta tingginya beban keuangan yang belum banyak mereda.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Maret 2025, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp1,24 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp939,55 miliar.
Pendapatan usaha WSKT tercatat mengalami kontraksi signifikan sebesar 37,80% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp2,18 triliun menjadi Rp1,35 triliun. Meski beban pokok pendapatan ikut turun 41,13% yoy menjadi Rp1,09 triliun, margin laba tetap tertekan. Laba kotor perusahaan pun menyusut 17,74% menjadi Rp255,29 miliar dibandingkan Rp310,36 miliar pada kuartal I/2024.
Di sisi lain, beban keuangan masih tergolong tinggi, yakni Rp901,75 miliar, meski turun tipis dari Rp1,10 triliun pada periode sebelumnya. Selain itu, Waskita juga mencatat rugi bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp122,96 miliar. Akibat meningkatnya rugi bersih, rugi per saham dasar pun melebar menjadi Rp43,26 per lembar, dari sebelumnya Rp32,62.
Kondisi kas dan setara kas perusahaan per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp2,93 triliun, naik 2,79% dari Rp2,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Total aset juga turun 3,19% year-to-date (YtD) menjadi Rp74,69 triliun. Penurunan juga terjadi pada liabilitas yang menyusut 1,64% menjadi Rp68,13 triliun, sementara ekuitas tergerus lebih dalam, yakni 16,80% menjadi Rp6,55 triliun.
Sebelumnya, Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyampaikan bahwa perseroan telah mendapatkan persetujuan dari 22 bank kreditur atas skema master restructuring agreement (MRA) serta Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) tahun 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun. “Restrukturisasi tersebut efektif sejak 17 Oktober 2024 dan membantu menata kembali keuangan perusahaan,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Selain itu, Waskita juga mengantongi restu restrukturisasi utang sebesar Rp3,35 triliun dari tiga seri obligasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Sepanjang 2024, perusahaan berhasil memangkas utang sebesar Rp14,7 triliun, menyisakan Rp69,3 triliun.
Menariknya, secara induk atau standalone, Waskita justru mencatat laba berjalan sebesar Rp4,8 triliun. Keuntungan ini berasal dari pengakuan pendapatan lain-lain yang signifikan berkat gain atas modifikasi utang dan perbaikan pada rasio beban pokok pendapatan, menghasilkan margin laba kotor 5,7%, jauh membaik dibandingkan 0,6% pada tahun sebelumnya.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.