Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyoroti mahalnya biaya operasional serta dampak dari perang dagang global sebagai penyebab utama banyaknya gerai ritel di Indonesia yang terpaksa tutup.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, menjelaskan bahwa sejumlah pelaku usaha ritel mengalami kesulitan bertahan karena skala usaha yang kecil dan tidak mampu bersaing dengan kompetitor yang memiliki jaringan toko lebih luas.
“Mungkin costing-nya besar. Misalnya tokonya cuma 10. Nggak bisa bersaing sama yang punya toko banyak,” ujar Budihardjo saat ditemui di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Ia juga menambahkan, fenomena penutupan gerai bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi secara global akibat dampak lanjutan dari perang dagang Amerika Serikat dan China. Tekanan ekonomi tersebut, menurutnya, melemahkan industri ritel dunia.
Sebagai langkah antisipasi, Budihardjo meminta pemerintah memberikan dukungan lebih nyata, terutama dalam bentuk kemudahan izin usaha, pengurangan beban pajak, dan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat untuk meningkatkan daya beli.
“Itu efek dari perang dagang, pasti dampaknya terasa di seluruh dunia. Kita hanya minta pemerintah permudah perizinan usaha, ringankan pajak, dan berikan BLT agar ritel bisa diselamatkan,” tegasnya.
Meski sejumlah gerai tutup, Budihardjo masih optimistis terhadap masa depan industri ritel nasional. Ia menilai potensi konsumsi dalam negeri tetap besar, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa.
Salah satu contoh terbaru penutupan toko ritel datang dari Lulu Hypermarket cabang QBIG BSD, yang resmi berhenti beroperasi per 30 April 2025. Penutupan tersebut disertai dengan promo besar-besaran berupa diskon hingga 90 persen, seperti tertulis dalam unggahan promosi mereka: “Beli cepat harga gila, up to 90% off, Lulu Hypermarket QBIG BSD. Kami tutup toko 30 April 2025.”
Melalui akun media sosial resminya, Lulu Hypermarket juga mengumumkan program clearance sale besar-besaran untuk berbagai kategori produk seperti pakaian, sepatu, tas wanita, aksesori, mainan, elektronik, hingga perlengkapan rumah tangga, yang berlaku selama stok masih tersedia.