Bank Indonesia Siaga di Pasar, Stabilitas Rupiah Dijaga Lewat Intervensi Aktif

2 Min Read

Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Langkah ini dilakukan dengan memperkuat strategi intervensi dan memastikan mekanisme pasar berjalan dengan sehat.

“Kami akan selalu hadir di pasar untuk menjaga kepercayaan pelaku pasar,” ujar Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, dalam konferensi pers di Gedung Thamrin, Kantor Pusat BI, Rabu (7/5/2025).

Menurut Erwin, BI aktif melakukan intervensi di berbagai instrumen pasar, seperti transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.533 per dolar AS pada hari yang sama.

BI memastikan bahwa setiap gejolak nilai tukar akan ditangani agar rupiah tetap mencerminkan nilai fundamentalnya. “Makna BI hadir di pasar adalah memastikan agar mekanisme pasar berfungsi secara sehat dan rupiah bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi,” jelasnya.

Erwin menambahkan bahwa kestabilan nilai tukar sangat krusial dalam mendukung kepastian berusaha. Ketidakpastian rupiah akan menyulitkan pelaku usaha dalam menyusun anggaran dan menentukan harga jual, terutama untuk kontrak jangka panjang.

“Nilai tukar menjadi komponen penting dalam perencanaan pembelian input. Ketika kurs tidak stabil, perusahaan kesulitan dalam menetapkan harga jual dan proyeksi bisnis,” tuturnya.

Lebih lanjut, BI terus melakukan asesmen terhadap nilai tukar rupiah yang dianggap sejalan dengan indikator ekonomi domestik, termasuk pertumbuhan dan inflasi. “Kami mengkalkulasi nilai tukar fundamental yang perlu dijaga sepanjang 2025 agar target-target ekonomi dapat tercapai, meskipun fluktuasi harian tetap akan ada,” pungkas Erwin.

Share This Article