SSMS Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 10% di 2025, Didukung Pemulihan Industri Sawit Nasional

2 Min Read

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada tahun 2025. Target ini dipasang seiring optimisme terhadap pemulihan sektor kelapa sawit nasional dan langkah efisiensi yang terus dijalankan perusahaan.

Sebagai perbandingan, pendapatan SSMS sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai Rp10,52 triliun. Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, menjelaskan bahwa proyeksi tersebut sejalan dengan tren pertumbuhan industri sawit secara nasional.

“Produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 48 juta ton pada 2025, naik dari 45 juta ton tahun lalu. Artinya, ada potensi pemulihan sekitar 10%, dan kami menargetkan pertumbuhan yang sejalan,” ujar Jap dalam paparan publik yang digelar Kamis (8/5).

Hingga kuartal I-2025, SSMS mencatatkan kinerja positif dengan lonjakan pendapatan sebesar 45,16% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp3,65 triliun, dibandingkan Rp2,51 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan juga ikut terkerek naik 23,33% yoy menjadi Rp341,52 miliar dari sebelumnya Rp276,90 miliar.

Menurut Jap, pencapaian tersebut tidak lepas dari strategi efisiensi produksi, penerapan manajemen inventori just-in-time, serta peningkatan ekspor.

“Walaupun beban pajak ekspor meningkat, lonjakan volume ekspor kami berhasil menutupi beban tersebut,” ungkapnya.

Untuk menopang pertumbuhan jangka panjang, SSMS telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp510 miliar di tahun 2025. Dana ini difokuskan untuk renovasi fasilitas pekerja, pembelian alat berat, dan peremajaan mesin produksi. Hingga akhir kuartal I-2025, realisasi capex sudah mencapai Rp180 miliar atau sekitar 30%-35% dari total anggaran.

SSMS juga memperkuat langkah ekspansi ke sektor hilir melalui pembangunan fasilitas refinery berkapasitas 1.500 ton per hari, yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini. Fasilitas ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi produk turunan kelapa sawit.

Menariknya, SSMS belum berencana melakukan replanting hingga 2026 lantaran produktivitas kebun masih tergolong tinggi, meski usia tanaman sudah mencapai 24 tahun. Salah satu perkebunan paling produktif, Spontanme Estate (SMU), bahkan mencatat yield hingga 28,5 ton per hektare per tahun dengan oil extraction rate (OER) mencapai 24%.

TAGGED:
Share This Article