Anggoro Eko Cahyo Resmi Jabat Dirut Baru BSI, Tantangan Besar Menanti di Tengah Pangsa Pasar Syariah yang Masih Kecil

3 Min Read

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) resmi mengangkat Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat (16/5/2025). Anggoro menggantikan Hery Gunardi, yang lebih dahulu ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) pada RUPST Maret lalu. Sebelum diangkat ke pucuk pimpinan BSI, Anggoro menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan.

RUPST ini juga menetapkan susunan manajemen baru di tubuh bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Beberapa nama baru menghiasi jajaran direksi. Kemas Erwan Husainy ditunjuk menggantikan Harry Gusti Utama sebagai Direktur Retail Banking. Muharto dipercaya sebagai Direktur Teknologi Informasi menggantikan Saladin D. Effendi yang kini menjabat posisi baru di BRI. Selanjutnya, posisi Direktur Kepatuhan dan SDM kini diisi Arief Adhi Sanjaya menggantikan Tribuana Tunggadewi. Firman Nugraha mengisi posisi Direktur Treasury & International Banking, menggantikan Ari Rizaldi yang berpindah ke Bank Mandiri.

- Advertisement -

Tak hanya direksi, jajaran Dewan Komisaris BSI turut mengalami perombakan besar, dari 10 anggota menjadi 8. Mantan Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy ditunjuk sebagai Komisaris Utama, menggantikan Muliaman Hadad. Nama-nama baru yang masuk sebagai Komisaris antara lain Meidy Firmansyah, Mochammad Agus Rofudin, dan Kamaruddin Amin. Tiga posisi Komisaris Independen kini diisi oleh Nizar Ahmad Saputra, Addin Jauharuddin, dan Muhammad Syafii Antonio. Felicitas Tallulembang menjadi satu-satunya nama lama yang dipertahankan sebagai Komisaris Independen.

Terkait perubahan ini, analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut bahwa dinamika manajemen BSI telah “ter-price-in” dalam saham BRIS. Menurutnya, BRIS saat ini berada dalam tren positif atau bullish pay. “Investor menaruh harapan pada pemimpin baru yang kapabel dan berintegritas agar bisa membawa BSI pada kinerja berkelanjutan,” ujarnya, Kamis (15/5/2025). Nafan juga menekankan pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) untuk menjaga stabilitas fundamental BRIS.

Senada, pakar ekonomi syariah dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Irfan Syauqi Beik, menilai bahwa tantangan utama perbankan syariah adalah memperbesar pangsa pasar di tengah persaingan yang ketat. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemimpin yang mampu menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. “Kunci pertumbuhan perbankan syariah adalah menjaga relevansi dengan kebutuhan nasabah dan terus berinovasi, baik dari sisi produk maupun layanan,” tegasnya.

- Advertisement -

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih tergolong kecil. Per September 2024, market share perbankan syariah tercatat sebesar 7,44% dari total aset perbankan nasional, meski secara tahunan tumbuh 10,56% menjadi Rp919,83 triliun. “Pertumbuhannya memang ada, tapi pangsa pasarnya masih kecil,” ujar Dian.

Sebagai bentuk dukungan, OJK telah menerbitkan roadmap pengembangan perbankan syariah yang mencakup strategi penguatan SDM, digitalisasi, hingga tata kelola kelembagaan.

Share This Article