PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan kinerja yang solid sepanjang kuartal I-2025, dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,1% year-on-year (yoy), didorong ekspansi menyeluruh di seluruh lini bisnis.
Analis KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, menilai capaian laba bersih parent entity (PATMI) BSI selaras dengan ekspektasi pasar dan proyeksi internal, masing-masing sebesar 22,3% dan 24% dibanding target tahun penuh 2025 yang dipatok 24,4%.
Selain itu, pembiayaan BSI tumbuh impresif 16,2% yoy, melampaui rata-rata industri serta estimasi internal perusahaan dan analis. Pertumbuhan tersebut menunjukkan daya saing BSI yang semakin menguat di pasar perbankan syariah.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) naik 7,4% yoy, didorong oleh peningkatan dana murah (SA) sebesar 9,3% yoy. Rasio dana murah (CASA) juga meningkat 7,6% yoy, sedikit lebih tinggi dibanding deposito berjangka.
Sementara itu, net imbalan (NI) BSI pada kuartal I-2025 tercatat sebesar 5,31%, sedikit turun dibanding kuartal I-2024 yang sebesar 5,38%. Namun, penurunan ini disertai dengan peningkatan kualitas aset.
Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) berhasil ditekan menjadi 1,88%, turun dari 2,01% pada periode yang sama tahun lalu. Biaya risiko (cost of credit/CoC) juga tetap rendah di kisaran 0,88% hingga 0,93%, sesuai panduan manajemen di bawah 1%.
Prospek Saham BRIS dan Rekomendasi Analis
KB Valbury Sekuritas tetap optimistis terhadap prospek BSI dan mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BRIS. Target harga saham dipatok pada Rp3.670 per saham, menggunakan pendekatan Gordon Growth Model (GGM). Nilai tersebut mencerminkan estimasi price to book value (P/B) 2025 sebesar 3,3 kali.
Saat ini, saham BRIS masih diperdagangkan pada estimasi P/B 2025 sebesar 2,6 kali, sedikit di atas rerata historisnya di kisaran 2,4 kali—memberi ruang kenaikan harga yang menarik bagi investor.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan ke depan adalah pengembangan bisnis emas. BRIS telah menunjukkan kinerja menjanjikan pada segmen ini, dengan gadai emas tumbuh 35,65% yoy dan cicilan emas melonjak 168,64% yoy. Rencana peluncuran produk lanjutan diproyeksikan akan memperkuat posisi BRIS sebagai bank bullion pertama di Indonesia.
Dividen dan Perubahan Direksi
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BRIS menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2024 senilai Rp1,05 triliun atau Rp22,78 per saham. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) sebesar 15% dari laba bersih 2024 yang mencapai Rp7,01 triliun.
Selain itu, RUPST juga mengangkat Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan Hery Gunardi. Hery telah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dalam RUPST BRI pada 24 Maret 2025.