Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada awal perdagangan Senin pagi (19/5/2025), didorong oleh penguatan sejumlah saham komoditas, seperti ADRO, ANTM, dan MDKA. Namun, penguatan tersebut tidak bertahan lama, karena IHSG berbalik melemah hanya beberapa menit setelah pembukaan.
Mengacu pada data RTI Business, IHSG sempat naik 9,67 poin atau 0,14% ke level 7.116,2 saat pembukaan. Namun, per pukul 09.03 WIB, indeks terkoreksi 8,82 poin atau 0,12% ke posisi 7.097,7. Hingga saat itu, terdapat 266 saham yang menguat, 148 saham melemah, dan 191 saham stagnan, dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.338 triliun.
Di antara saham yang menopang pergerakan IHSG, saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) mencatat lonjakan signifikan sebesar 7,91% ke level Rp2.320. Disusul oleh saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang naik 1,14% ke Rp2.670 dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang menguat 4,39% ke Rp2.020 per saham.
Sebaliknya, saham sektor perbankan justru menekan IHSG. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 0,71% ke Rp4.220, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melemah 1,37% ke Rp5.400, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terkoreksi 0,54% ke Rp9.250 per saham.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, menyampaikan bahwa optimisme terhadap pemulihan ekonomi China turut menjadi katalis positif untuk pasar saham Indonesia. Namun, ia juga mencermati ketidakpastian arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat.
“Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengirimkan surat kepada sejumlah negara dalam dua hingga tiga pekan mendatang guna menetapkan tarif baru, menggantikan proses negosiasi dagang yang dianggap terlalu lama,” tulis Fanny dalam riset hariannya.
Ia memproyeksi IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke area 7.150, dengan rentang pergerakan hari ini antara support 7.000–7.050 dan resistance 7.150–7.200. Adapun saham-saham yang direkomendasikan BNI Sekuritas untuk dicermati hari ini mencakup: BUMI, CUAN, BRPT, BRIS, RAJA, dan CTRA.
Sementara itu, Rully Arya Wisnubroto, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap potensi pembalikan arah pasar. Ia mencatat bahwa penguatan IHSG sebesar 4,0% secara mingguan dan penguatan rupiah ke Rp16.440 per dolar AS lebih disebabkan oleh perubahan persepsi risiko global.
“Fundamental ekonomi saat ini belum cukup kuat untuk mendukung reli yang tajam. Kami melihat adanya potensi koreksi di awal pekan ini, terutama di pasar negara berkembang seperti Indonesia,” ujar Rully dalam risetnya.
Ia juga menyoroti pemangkasan peringkat kredit jangka panjang Amerika Serikat oleh Moody’s Investors Service dari Aaa menjadi Aa1. Hal ini, menurutnya, akan memicu kehati-hatian investor dalam membuka perdagangan pekan ini.
“Volatilitas masih akan mendominasi. Sentimen risk-off diperkirakan tetap kuat, yang bisa kembali mendorong harga emas ke tren naik,” tambahnya.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.