PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) berhasil membalikkan kerugian menjadi laba bersih sebesar Rp33,46 miliar pada kuartal I/2025. Kinerja positif ini berbanding terbalik dengan rugi bersih sebesar Rp44,19 miliar yang diderita pada periode yang sama tahun lalu.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan, pemulihan ini terutama ditopang oleh lonjakan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh signifikan 104,44% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp94,84 miliar. Selain itu, pendapatan berbasis komisi juga melonjak tajam 257,41% yoy, dari Rp20,61 miliar menjadi Rp77,37 miliar.
Pembiayaan dan Aset Tumbuh Solid
Dalam fungsi intermediasinya, Bank Aladin menyalurkan pembiayaan senilai Rp4,69 triliun pada kuartal I/2025, meningkat 35,21% dibandingkan Rp3,47 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan pembiayaan ini turut mengerek total aset perseroan menjadi Rp10,12 triliun per Maret 2025, naik 28,74% dari Rp7,86 triliun pada Maret 2024.
Dari sisi kualitas aset, bank syariah ini mencatat rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross yang sangat rendah, yakni hanya 0,08%. Adapun NPF net berada pada level 0,07%.
Penghimpunan Dana dan Efisiensi Meningkat
Dana pihak ketiga (DPK) yang terdiri dari simpanan wadiah dan dana investasi non-profit sharing tercatat mencapai Rp5,91 triliun pada Maret 2025. Angka tersebut meningkat 31,72% yoy dibandingkan dengan Rp4,48 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi efisiensi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berhasil ditekan secara signifikan dari 132,13% menjadi 88,28%. Perbaikan efisiensi ini turut mendongkrak profitabilitas, tercermin dari kenaikan rasio return on asset (ROA) menjadi 1,35% dari sebelumnya -2,42%, serta return on equity (ROE) menjadi 1,09% dari -1,47%.
Capaian positif ini menandai kebangkitan kinerja Bank Aladin Syariah di awal 2025, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri perbankan syariah digital di Indonesia.