Dua emiten properti papan atas, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), mencatatkan pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) pada kuartal I/2025, meskipun segmen pengembangan properti mereka mengalami tekanan. Kinerja ini dinilai berpotensi terus berlanjut dalam kuartal-kuartal mendatang.
PWON membukukan pertumbuhan recurring income sebesar 10,1% secara tahunan (YoY) pada triwulan pertama 2025, didorong oleh beroperasinya Pakuwon Mall Bekasi dan Pakuwon City Mall Fase 2 yang dibuka pada kuartal IV/2024. Penambahan dua pusat perbelanjaan ini memperluas net leasable area (NLA) perusahaan sekitar 64.000 meter persegi atau naik 8%, menurut riset Maybank Sekuritas Indonesia, Senin (5/5/2025).
Rinciannya, pendapatan dari pusat perbelanjaan PWON tumbuh 11,3% YoY, sementara pendapatan dari hotel naik 5,2% YoY pada kuartal I/2025. Di sisi lain, pendapatan dari pengembangan properti terkoreksi tajam 29,2% YoY, terutama akibat penurunan penjualan kondominium sebesar 30,9% YoY karena laju serah terima yang melambat.
Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Kevin Halim dan Jeffrosenberg Chenlim, memperkirakan recurring income PWON akan tetap dominan sepanjang tahun ini. “Kami perkirakan pendapatan berulang PWON pada 2025 akan tumbuh 9,0% YoY, menyumbang sekitar 80% dari total pendapatan,” ujar mereka.
Untuk segmen pengembangan properti, PWON diproyeksikan mampu bangkit di kuartal II/2025, seiring momentum insentif pembebasan PPN 100% yang akan berakhir Juni 2025. Proyek yang berpotensi menopang prapenjualan antara lain Menara Amor dan Bella di Jakarta dan Surabaya, serta Menara Bella dan Dolve Cita di Bekasi yang dijadwalkan serah terima sepanjang tahun ini.
Meski pendapatan naik, laba bersih PWON justru turun 8,86% YoY menjadi Rp301,59 miliar, dari sebelumnya Rp330,91 miliar. Laba per saham juga turun dari Rp6,87 menjadi Rp6,26. Beban pokok penjualan meningkat 2,86% menjadi Rp698,26 miliar, sedangkan laba kotor naik tipis 0,64% menjadi Rp856,92 miliar. Namun, laba tahun berjalan menurun 5,78% YoY menjadi Rp397,25 miliar. Di tengah tekanan tersebut, kas dan setara kas PWON justru naik signifikan 17,03% YoY menjadi Rp9,59 triliun.
Prospek Cerah Recurring Income Summarecon Agung (SMRA)
SMRA juga menunjukkan pertumbuhan pendapatan berulang yang solid. Pada kuartal I/2025, recurring income SMRA naik 11,9% YoY, terutama ditopang oleh pendapatan dari segmen mal dan ritel. Kevin dan Jeffrosenberg memperkirakan pertumbuhan ini akan berlanjut, dengan estimasi peningkatan pendapatan berulang sebesar 6,7% YoY sepanjang 2025, seiring tingkat hunian yang terus meningkat.
Pertumbuhan tersebut akan didukung oleh sejumlah ekspansi, seperti pembukaan Summarecon Mall Bandung Fase 2 pada kuartal IV/2025 yang menambah 42.000 meter persegi NLA, atau setara peningkatan 13% dari 2024. Selain itu, Harris Hotel Serpong dengan 280 kamar dijadwalkan beroperasi pada kuartal II/2026, meningkatkan kapasitas kamar hingga 23% dari 2024. Tak hanya itu, Summarecon Mall Makassar dengan NLA 31.000 meter persegi juga dijadwalkan dibuka pada kuartal IV/2026.
“Seluruh ekspansi ini akan mendorong pertumbuhan recurring income SMRA hingga 13,8% pada 2026,” ungkap Kevin dan Jeffrosenberg.
Untuk segmen pengembangan, SMRA menunjukkan sinyal pemulihan. Pada kuartal I/2025, prapenjualan mencapai Rp877 miliar, tumbuh 8,3% YoY. Kinerja ini diyakini dapat berlanjut berkat peluncuran sejumlah proyek sepanjang kuartal II hingga akhir 2025, termasuk proyek properti komersial bernilai tinggi.
Maybank Sekuritas memperkirakan total prapenjualan SMRA tahun ini bisa mencapai Rp5 triliun, atau tumbuh 14,5% YoY, ditopang oleh pengembangan kawasan baru di Tangerang. Hal ini menegaskan bahwa SMRA berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pemasaran tahun 2025.