Mega Proyek Rp 97,2 T: Baterai Mobil Listrik CATL Siap Guncang Maluku Utara!

3 Min Read

Proyek ambisius ekosistem baterai kendaraan listrik yang digagas oleh perusahaan raksasa asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), dijadwalkan akan memulai tahap pembangunan atau groundbreaking pada Juni mendatang. Konfirmasi ini datang langsung dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Bahlil, yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, menjelaskan bahwa fasilitas pengolahan prekursor dan katoda untuk proyek CATL kemungkinan besar akan berlokasi di Maluku Utara.

- Advertisement -

“Juni kita melakukan groundbreaking untuk ekosistem baterai mobil CATL yang kerja sama dengan BUMN. Setelah itu kita akan masuk pada tahap berikutnya1 lagi,” ungkap Bahlil usai rapat hilirisasi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Jumat (23/5/2025).

Total investasi untuk proyek CATL ini diperkirakan mencapai US$6 miliar, atau setara dengan sekitar Rp97,8 triliun (dengan kurs Rp16.300 per dolar AS). Proyek ini akan mencakup seluruh rantai ekosistem baterai, mulai dari penambangan nikel, pembangunan pabrik pengolahan (smelter), produksi prekursor dan katoda, pembuatan sel baterai, hingga fasilitas daur ulang baterai.

Dukungan Pembiayaan dari Danantara

Bahlil memastikan bahwa Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) akan turut serta dalam penyuntikan modal untuk proyek vital ini. Sebagian pembiayaan akan berasal dari Danantara, melengkapi investasi dari CATL. “Dapat dipastikan sebagian pembiayaannya insyaallah dari Danantara,” tegas Bahlil.

Sebelumnya, CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, telah menyatakan kesiapan pihaknya untuk terlibat dalam proyek baterai kendaraan listrik bersama CATL. Rosan mengungkapkan bahwa CATL sempat menghadapi kendala pendanaan, namun dengan masuknya Danantara, masalah tersebut kini teratasi.

- Advertisement -

“Proyek CATL juga sudah berjalan lagi, komitmennya juga sudah meeting bersama dengan CATL. Itu sangat baik, kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan tapi sejak ada Danantara ini, pendanaan ini kita yang membantu,”2 jelas Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis (22/5/2025) lalu.

Keterlibatan Danantara didasari oleh potensi keuntungan investasi yang menjanjikan, serta dampak ekonomi yang signifikan dan penciptaan lapangan kerja yang luas. Rosan juga menambahkan bahwa partisipasi Danantara dalam proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kepemilikan saham Indonesia, baik melalui BUMN maupun Danantara sendiri, sehingga mayoritas kepemilikan proyek bisa berada di tangan konsorsium Indonesia.

Share This Article