Hingga 30 April 2025, pemerintah telah melakukan penarikan utang sebesar Rp 304 triliun. Jumlah ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 155% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, pembiayaan yang bersumber dari non-utang tercatat mencapai Rp 24,8 triliun. Secara keseluruhan, realisasi pembiayaan dalam APBN sudah mencapai Rp 279,2 triliun.
“Per akhir April, total pembiayaan anggaran telah mencapai Rp 279,2 triliun, yang berarti sekitar 45,3% dari total target pembiayaan sebesar Rp 616,2 triliun telah tercapai. Ini menandakan bahwa dalam empat bulan pertama, pelaksanaan pembiayaan anggaran tergolong progresif,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan keterangan pers dalam agenda APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) di Aula Mezzanine Kemenkeu, Jumat (23/5/2025).
Untuk tahun 2025, pemerintah menargetkan total pembiayaan anggaran sebesar Rp 616,2 triliun. Target ini terdiri dari pembiayaan melalui utang senilai Rp 775,9 triliun serta pembiayaan non-utang sebesar Rp 159,7 triliun. Dengan realisasi saat ini, pembiayaan utang telah mencapai 39,2% dari target, sedangkan pembiayaan non-utang berada pada level 15,6%. Strategi pengelolaan pembiayaan utang dijalankan dengan pendekatan yang hati-hati dan terukur, mempertimbangkan waktu, nominal, jenis instrumen, serta mata uang yang digunakan.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono turut menegaskan bahwa capaian pembiayaan sebesar Rp 279,2 triliun menandakan bahwa proses pemenuhan target pembiayaan berjalan sesuai rencana, dengan dukungan berbagai langkah mitigasi risiko.
“Untuk memastikan target pembiayaan tercapai dengan baik, kami menerapkan berbagai strategi mitigasi seperti pelaksanaan prefunding, penyediaan dana cadangan (cash buffer), pengelolaan kas aktif (active cash), serta manajemen utang yang efektif,” terang Thomas.