Indonesia Siap Jadi Pusat Global Kendaraan Listrik, BPI Danantara Gandeng Investor Tiongkok

3 Min Read

Indonesia terus memperkuat posisinya di kancah global sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan listrik (EV). Dukungan kuat dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjadi motor penggerak untuk mewujudkan ambisi nasional ini.

Kolaborasi strategis antara Indonesia dan Tiongkok dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri diyakini akan memperkuat daya saing Tanah Air di pasar global. Hal ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri mobilitas listrik.

- Advertisement -

Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan besar asal Tiongkok telah menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor hilir Indonesia, khususnya dalam produksi baterai dan kendaraan listrik.

“Ini perkembangan yang sangat positif. Selain mendukung pasar domestik yang berkembang, juga membuka peluang ekspor. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri EV global,” ujar Pandu usai menghadiri Tri Hita Karana Business Summit dalam Global Summit on Belt & Road Infrastructure Investment for a Better World and Sustainable Development Goals, Minggu (25/5/2025).

Pandu menyebut BPI Danantara siap menjalin kerja sama di berbagai sektor strategis, termasuk ketahanan energi, infrastruktur digital, kecerdasan buatan (AI), dan sektor hilirisasi. Salah satu perusahaan yang disebut berpotensi menjadi mitra adalah raksasa baterai asal Tiongkok, Huayou.

“Huayou menunjukkan ketertarikan untuk menjadi mitra strategis. Kami terbuka terhadap hal itu, selama kolaborasi didasarkan pada prinsip komersial yang sehat dan saling menguntungkan,” tegas Pandu.

Ia juga menekankan pentingnya transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia lokal sebagai bagian integral dari kemitraan jangka panjang tersebut.

- Advertisement -

Fokus Baru: Baterai untuk Motor Listrik

Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa Indonesia akan mengembangkan ekosistem baterai khusus untuk kendaraan listrik roda dua, terutama motor listrik.

“Selama ini kita fokus pada infrastruktur baterai untuk mobil listrik. Ke depan, kami perluas cakupan untuk mencakup motor listrik,” ujarnya.

Bahlil menyoroti bahwa langkah ini didorong oleh besarnya potensi pasar domestik, di mana sekitar 140 juta unit sepeda motor beroperasi di Indonesia. Dengan pengembangan baterai untuk motor listrik, pemerintah berharap dapat mempercepat transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis listrik.

“Ini adalah bagian dari upaya kita mengurangi konsumsi bahan bakar dan mendukung transisi energi,” tambahnya.

Hingga saat ini, pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia masih berfokus pada proyek hilirisasi dengan mitra global, seperti Huayou dan CATL. Dua proyek utama yang tengah berjalan adalah:

  • Titan Project: Konsorsium Indonesia dan Huayou dengan nilai investasi US$9,8 miliar
  • Dragon Project: Kolaborasi BUMN Indonesia dan CATL asal Tiongkok dengan nilai US$6 miliar, dijadwalkan groundbreaking pada Juni 2025

Dengan langkah strategis ini, Indonesia kian memperkuat pijakannya sebagai pusat produksi kendaraan listrik dan ekosistem baterai yang berdaya saing tinggi di tingkat global.

Share This Article