Saham HMSP Ditarget Tembus Rp1.615, Dividen Jumbo Rp6,5 Triliun Jadi Daya Tarik

3 Min Read

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) kembali menjadi sorotan investor setelah resmi menetapkan pembagian dividen tunai hingga triliunan rupiah untuk tahun buku 2024. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Selasa, 27 Mei 2025.

HMSP akan membagikan dividen sebesar Rp6,53 triliun, setara Rp56,2 per saham. Angka ini mencerminkan rasio pembagian dividen sebesar 98% dari laba bersih 2024, sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 100%. Berdasarkan laporan Stockbit, dengan harga saham intraday di level Rp645, dividend yield HMSP berada di kisaran 8,7%. Cum date di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 10 Juni 2025, sementara pembayaran akan dilakukan pada 26 Juni 2025.

- Advertisement -

Konsensus Analis: Target Saham HMSP Bisa Tembus Rp1.615

Berdasarkan data Bloomberg per Selasa (27/5/2025) pukul 13.30 WIB, mayoritas analis masih mempertahankan pandangan positif terhadap saham HMSP. Tujuh sekuritas merekomendasikan buy, delapan lainnya hold, dan hanya satu yang menyarankan sell.

Konsensus harga saham HMSP dalam 12 bulan ke depan berada di level Rp755,63. Namun, target tertinggi datang dari Sucor Sekuritas yang menetapkan harga Rp1.615 per saham, sementara RHB Research membidik Rp730.

Menurut Analis Sucor Sekuritas, Niko Pandowo, kinerja HMSP diperkirakan akan membaik seiring tidak adanya kenaikan tarif cukai pada 2025, yang mendukung pertumbuhan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) dan perluasan margin. “Dengan tidak adanya kenaikan cukai, kami melihat potensi pemulihan HMSP. Selain itu, dividend yield sekitar 8% menjadikan saham ini sangat menarik bagi investor,” ujar Niko dalam risetnya tertanggal 2 Mei 2025.

- Advertisement -

Penurunan Volume Penjualan Jadi Tantangan

Sepanjang 2024, HMSP menghadapi tekanan dari sisi penjualan. Volume penjualan turun 3,7% menjadi 80,8 miliar batang dari 84 miliar batang pada 2023. Imbasnya, pangsa pasar HMSP turun dari 28,7% menjadi 27,4%, menurut laporan Philip Morris International.

Menariknya, penjualan produk alternatif bebas asap seperti IQOS justru mencatat pertumbuhan signifikan, melonjak hampir dua kali lipat menjadi 1,2 miliar batang. Produk bebas asap ini menyumbang pendapatan sekitar Rp443 miliar, naik 39% secara tahunan dan menyumbang 2% dari total pendapatan HMSP.

Market share produk inovatif ini masih terbatas, yakni 0,4% secara nasional dan 5% di wilayah urban Jakarta. HMSP juga meluncurkan produk baru seperti IQOS Ilima pada Februari 2025, serta Terea Black Ruby dan Black Purple pada April 2025, sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan inovasi.

Kinerja Keuangan HMSP: Laba Turun, Penjualan Naik Tipis

Secara keseluruhan, HMSP mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,64 triliun pada 2024, turun 17,92% dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian, penjualan bersih mengalami kenaikan tipis 1,64% menjadi Rp117,88 triliun.

Para analis memandang prospek HMSP ke depan masih menjanjikan. Meskipun perusahaan menghadapi tantangan dari sisi volume, langkah efisiensi, inovasi produk, dan stabilitas kebijakan fiskal seperti cukai menjadi katalis positif.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.

Share This Article