Harga Bitcoin Terkoreksi, Kapitalisasi Kripto Susut US$ 50 Miliar — GameStop dan Saham Tambang Ikut Rontok

3 Min Read

Pasar aset digital mengalami tekanan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) terpantau terkoreksi setelah reli tajam dalam beberapa pekan terakhir, memicu aksi ambil untung dari investor.

Menurut data Coinmarketcap pada Kamis (29/5/2025) pukul 05.40 WIB, kapitalisasi pasar kripto global menyusut 1,5% menjadi US$ 3,39 triliun dalam sehari. Bitcoin, sebagai kripto dengan kapitalisasi terbesar, turun 1,09% ke level US$ 107.933 per koin, atau sekitar Rp1,75 miliar dengan asumsi kurs Rp16.257 per dolar AS.

- Advertisement -

Penurunan ini juga menekan harga altcoin lainnya. Binance Coin (BNB) turun tipis 0,15% ke US$ 686 per koin. Namun, berbeda dengan mayoritas aset, Ethereum (ETH) justru naik 0,57% ke level US$ 2.677.

Tekanan Ikut Seret Saham Kripto

Penurunan harga BTC juga menyeret saham perusahaan tambang kripto seperti MARA Holdings, Riot Platforms, dan Hut 8, yang masing-masing anjlok hampir 10%. Bahkan saham GameStop (GME) terkoreksi 11%, tak lama setelah mengumumkan pembelian lebih dari 4.710 BTC senilai sekitar US$ 500 juta.

Ironisnya, keputusan akumulasi Bitcoin tersebut justru dinilai mengecewakan investor. Padahal sebelumnya GameStop berhasil menggalang dana sebesar US$ 1,3 miliar, yang diperkirakan akan digunakan sepenuhnya untuk ekspansi aset digital.

- Advertisement -

Masih Jauh dari Overheat?

Meski harga Bitcoin sudah naik sekitar 50% dari posisi terendah awal April dan sempat menyentuh rekor US$ 112.000 pekan lalu, analis dari New York Digital Investment Group (NYDIG) menilai pasar belum masuk fase jenuh (overheated).

Dalam laporan terbarunya, NYDIG menyebut bahwa dari titik nadir di US$ 15.000 pada November 2022, harga Bitcoin telah melonjak sekitar 7 kali lipat. Namun, kenaikan ini dinilai masih wajar jika dibandingkan dengan reli-reli sebelumnya: 452X (2013), 112X (2017), dan 20X (2021).

Lembaga ini juga menyoroti indikator Market Value to Realized Value (MVRV), yang membandingkan nilai pasar Bitcoin dengan nilai realisasi berdasarkan transaksi terakhir. Saat ini, rasio MVRV tercatat di angka 2,4X, jauh lebih rendah dari puncak 4,0X pada 2021.

“Meski indikator ini bersifat kasar, namun tetap menunjukkan bahwa ruang pertumbuhan harga Bitcoin masih sangat terbuka,” tulis tim riset NYDIG.

Dengan koreksi yang terjadi saat ini, pelaku pasar akan mencermati apakah tekanan ini bersifat teknikal jangka pendek atau sinyal awal pembentukan tren baru setelah reli besar sejak awal 2024.

Share This Article