Laba Bersih BTN Tembus Rp1 Triliun di April 2025, Tapi Masih Jauh dari Target Akhir Tahun

3 Min Read

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membukukan laba bersih sebesar Rp1,01 triliun sepanjang Januari hingga April 2025. Capaian ini naik 2,70% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp983,80 miliar.

Mengacu laporan keuangan yang dirilis Kamis (29/5/2025), pertumbuhan laba BTN ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 7,60% yoy menjadi Rp10,91 triliun. Kinerja ini sejalan dengan peningkatan total kredit dan pembiayaan yang tumbuh 5,09% yoy menjadi Rp363,11 triliun.

- Advertisement -

Secara rinci, kredit konvensional BTN tercatat naik tipis 3,41% yoy ke level Rp316,53 triliun. Sementara pembiayaan syariah mencatat lonjakan signifikan sebesar 18,17% yoy menjadi Rp46,57 triliun.

Dari sisi efisiensi, BTN berhasil menahan beban bunga yang hanya naik 0,04% yoy menjadi Rp5,97 triliun. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA) yang menguat 12,20% yoy menjadi Rp199,65 triliun per April 2025.

Kuatnya pertumbuhan CASA juga mengerek rasio CASA BTN dari 49,67% menjadi 51,31% yoy. Secara total, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 8,61% yoy menjadi Rp389,15 triliun.

- Advertisement -

Jika dirinci, komponen giro tumbuh 15,03% yoy menjadi Rp156,80 triliun, tabungan naik 2,93% yoy menjadi Rp42,85 triliun, dan deposito meningkat 5,08% yoy ke level Rp189,49 triliun.

Dengan struktur pendanaan tersebut, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BTN melonjak 18,44% yoy menjadi Rp4,93 triliun. Ini menjadi penopang utama profitabilitas BTN di tengah ketatnya margin bunga sektor perbankan dan stagnasi pendapatan non-bunga.

Namun, pendapatan berbasis komisi atau fee based income BTN justru melemah 0,68% yoy menjadi Rp456,27 miliar. Beban pencadangan (provisi) juga melonjak signifikan 64,72% yoy menjadi Rp1,32 triliun, sehingga turut menekan pertumbuhan laba bersih.

Likuiditas Longgar, Target Masih Menantang

Dari sisi likuiditas, posisi BTN menunjukkan perbaikan. Loan to deposit ratio (LDR) turun dari 96,44% menjadi 93,31%, menandakan adanya ruang ekspansi kredit yang lebih longgar ke depan.

Per April 2025, total aset BTN tercatat tumbuh 4,34% yoy menjadi Rp470,07 triliun, sejalan dengan kenaikan kredit dan pembiayaan. Liabilitas naik 4,05% menjadi Rp437,11 triliun, sementara ekuitas meningkat 8,31% yoy menjadi Rp32,95 triliun.

Meski demikian, realisasi laba bersih hingga April baru menyentuh sekitar 25% dari target tahunan. BTN memproyeksikan pertumbuhan laba bersih sebesar 10,35% hingga akhir 2025, ditopang oleh ekspektasi kenaikan pendapatan bunga (10,22%) dan laba operasional (11,88%).

Dari sisi penyaluran kredit, BTN menargetkan pertumbuhan 11% sepanjang 2025, namun realisasi hingga April masih cukup jauh. Target pertumbuhan DPK sepanjang tahun sebesar 8,51% pun tampak ambisius, dengan rincian pertumbuhan giro 8,93%, tabungan 13,16%, dan deposito 6,91%.

Performa Saham BTN

Pada perdagangan Rabu (28/5/2025), saham BBTN ditutup melemah 1,57% ke level 1.255. Secara year to date (YTD), saham BBTN tercatat menguat 115 poin atau setara 10,09%, mencerminkan sentimen investor yang masih positif terhadap prospek jangka panjang bank pelat merah ini.

Share This Article