Dividen Jumbo dan Potensi Rebound, Saham HMSP Jadi Incaran Analis

3 Min Read

Mayoritas analis tetap optimistis terhadap prospek saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) meskipun perusahaan mengalami tekanan kinerja sepanjang 2024. Berdasarkan data Bloomberg per Selasa (27/5) pukul 13.30 WIB, tujuh broker memberikan rekomendasi Buy, delapan menyarankan Hold, dan satu lainnya merekomendasikan Sell. Konsensus target harga saham HMSP dalam 12 bulan ke depan berada di level Rp755,63.

Beberapa broker bahkan memasang target harga lebih tinggi. Sucor Sekuritas menetapkan target ambisius di level Rp1.615, sementara RHB Research mematok target Rp730 per saham.

- Advertisement -

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta pada Selasa (27/5), HMSP memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp6,53 triliun untuk tahun buku 2024. Menurut laporan Stockbit, angka ini setara dengan Rp56,2 per saham atau sekitar 98% dari laba bersih 2024—sedikit turun dari 100% pada tahun sebelumnya.

“Ini mencerminkan dividend yield sebesar 8,7% berdasarkan harga intraday hari ini sebesar Rp645. Tanggal cum di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 10 Juni 2025, sedangkan pembayaran dilakukan pada 26 Juni 2025,” tulis Stockbit dalam laporannya.

Penjualan Turun, Tapi Produk Inovatif Tumbuh Signifikan

Sepanjang 2024, HMSP mencatat penurunan penjualan dan harga sahamnya pun ikut terkoreksi. Berdasarkan laporan Philip Morris International, volume penjualan HMSP turun 3,7% menjadi 80,8 miliar batang dari 84 miliar batang pada 2023. Pangsa pasar perusahaan juga menyusut dari 28,7% menjadi 27,4% secara tahunan, meski secara nasional volume penjualan rokok naik 1,1% YoY menjadi 295,5 miliar batang.

- Advertisement -

Secara segmen, penjualan rokok konvensional HMSP mencapai 79,6 miliar batang, turun 4,5% YoY. Namun, produk alternatif seperti IQOS mencatatkan lonjakan penjualan hampir dua kali lipat menjadi 1,2 miliar batang.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp6,64 triliun, turun 17,92% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, penjualan bersih justru meningkat tipis 1,64% menjadi Rp117,88 triliun.

Analis Yakin HMSP Bisa Bangkit

Meski kinerja terkoreksi, analis tetap percaya HMSP punya peluang bangkit di kuartal mendatang. Analis Sukor Sekuritas, Niko Pandowo, mengatakan optimisme ini ditopang oleh pertumbuhan average selling price (ASP) dan potensi ekspansi margin karena tidak adanya kenaikan cukai di 2025.

Dalam riset bertanggal 2 Mei 2025, Niko mencatat bahwa produk bebas asap HMSP mencatatkan pendapatan Rp443 miliar, naik 39% YoY dan setara 2% dari total pendapatan. Pangsa pasar nasional untuk produk ini masih di angka 0,4%, namun telah mencapai 5% di wilayah urban seperti Jakarta.

“Pertumbuhan ini menunjukkan efektivitas strategi penjualan dan inovasi yang berkelanjutan, termasuk peluncuran IQOS Ilima pada Februari 2025 serta Terea Black Ruby dan Black Purple pada April 2025,” jelasnya.

Dengan prospek tersebut, Sucor Sekuritas kembali merekomendasikan beli untuk saham HMSP, mempertahankan target harga di Rp1.615. “Tanpa kenaikan cukai, kami melihat peluang HMSP untuk rebound. Selain itu, dividend yield yang menarik sekitar 8% menjadikan saham ini menarik bagi investor yang mencari potensi pertumbuhan sekaligus imbal hasil,” pungkas Niko.

Share This Article