Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan tren penguatan pada Juni 2025. Sejumlah sentimen positif, mulai dari kebijakan suku bunga The Fed hingga stimulus ekonomi domestik, diperkirakan akan menopang pergerakan pasar saham Tanah Air selama bulan ini.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebut IHSG berpeluang bergerak mixed to higher atau bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang Juni. Ia menekankan bahwa arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menjadi salah satu penggerak utama IHSG dalam waktu dekat.
“Investor saat ini menanti sinyal jelas dari The Fed, terutama soal kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini. Jika sikap dovish dipertahankan, arus modal asing berpotensi kembali deras masuk ke pasar saham Indonesia,” jelas Nafan, Jumat (30/5/2025).
Selain The Fed, tensi perang dagang antara AS dan China juga menjadi perhatian. Apabila ketegangan mereda, hal itu akan menjadi angin segar bagi IHSG. Namun, jika kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump kembali memanas, pasar bisa tertekan.
Stimulus RI Jadi Katalis Positif
Dari sisi domestik, kebijakan stimulus pemerintah Indonesia yang mulai digulirkan mulai 5 Juni 2025 juga menjadi katalis utama. Paket stimulus ini mencakup diskon tarif listrik, bantuan pangan, subsidi transportasi, hingga insentif sektor pariwisata.
“Program ini diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menjadi daya tarik tambahan bagi pasar,” ujar Nafan.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menambahkan bahwa secara historis sejak 2020, IHSG cenderung mengalami penguatan di bulan Juni. Untuk 2025, pihaknya memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam kisaran sideways to bullish, dengan rentang 7.000–7.300.
“Bila ditopang oleh net buy asing, stimulus fiskal, dan kestabilan nilai tukar rupiah, maka peluang IHSG menembus resistance 7.300 sangat terbuka,” kata Liza dalam risetnya.
Ia juga menyebutkan momentum window dressing akhir semester dan rilis laporan keuangan kuartal II/2025 menjadi tambahan katalis yang berpotensi memperkuat IHSG. Lonjakan konsumsi masyarakat selama libur panjang sekolah serta diskon tarif tol hingga 20% juga turut mendorong pertumbuhan sektor riil.
Namun demikian, ia mengingatkan pentingnya tetap waspada terhadap potensi gejolak global dan ketidakpastian suku bunga eksternal. Strategi rotasi sektor diperkirakan akan mengarah pada saham-saham berbasis konsumsi, mobilitas, dan keuangan.
Saham-Saham Unggulan Juni 2025
Beberapa sektor dan emiten diperkirakan akan bersinar pada perdagangan bulan Juni, di antaranya:
- Konsumsi dan Ritel:
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
- PT Mayora Indah Tbk. (MYOR)
- PT Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT)
- PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
Saham-saham ini berpotensi naik seiring meningkatnya konsumsi rumah tangga selama masa liburan dan dukungan stimulus pemerintah.
- Transportasi dan Pariwisata:
- PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA)
- PT Blue Bird Tbk. (BIRD)
Didukung mobilitas masyarakat yang tinggi selama libur sekolah serta insentif sektor wisata.
- Perbankan:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI)
- PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI)
Diuntungkan dari pelonggaran moneter dan potensi lonjakan kredit konsumsi.
Dengan berbagai dukungan sentimen positif dari dalam dan luar negeri, Juni 2025 dinilai menjadi bulan yang menjanjikan bagi pasar modal Indonesia. IHSG pun berpeluang mencetak rekor baru jika arus dana asing kembali masuk secara signifikan.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.