Bagi Dividen Jumbo, Saham Telkom (TLKM) Semakin Diburu Investor

4 Min Read

Prospek saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terus menunjukkan tren positif, seiring keputusan perusahaan untuk membagikan hampir 90% dari laba bersih tahun buku 2024 sebagai dividen.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Selasa (27/5/2025), Telkom menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp21,04 triliun, atau setara 89% dari laba bersih sebesar Rp23,64 triliun. Dengan demikian, pemegang saham akan menerima dividen Rp212,4 per saham, sedangkan sisa laba bersih sebesar Rp2,6 triliun akan ditahan sebagai laba ditahan.

- Advertisement -

Konsensus Pasar dan Potensi Kenaikan Saham TLKM

Berdasarkan konsensus Bloomberg per 27 Mei 2025 pukul 16.30 WIB, dari 41 institusi yang meliput saham TLKM, sebanyak 34 analis (82,9%) merekomendasikan beli, sedangkan 7 analis (17,1%) menyarankan tahan, dan tidak ada yang merekomendasikan jual.
Target harga konsensus untuk 12 bulan ke depan berada di level Rp3.255,14, lebih tinggi dari harga terakhir di Rp2.830, yang mencerminkan potensi return sebesar 15%. Adapun last twelve months (LTM) return TLKM tercatat di level 0,7%.

Aksi Borong Saham Menjelang Dividen

Menjelang pembagian dividen, sejumlah sekuritas terlihat aktif mengakumulasi saham TLKM. Berdasarkan data RTI Infokom, Mandiri Sekuritas (kode: CC) menjadi pembeli bersih terbesar dengan akumulasi 91,1 juta saham selama sepekan terakhir. Disusul oleh JP Morgan (kode: BK) dengan lebih dari 22 juta saham, serta Mirae Asset Sekuritas (kode: YP) yang juga tercatat melakukan pembelian.

Di sisi lain, Maybank Sekuritas (kode: ZP) menjadi penjual bersih terbesar, melepas 54,1 juta saham TLKM dalam periode yang sama. Secara terpisah, JP Morgan Chase & Co. menambah kepemilikan sebesar 35,29 juta saham TLKM pada hari pengumuman dividen. Total kepemilikan JP Morgan atas saham Telkom kini mencapai 858,72 juta saham, menjadikannya pemegang saham terbesar ke-6.

- Advertisement -

Sebagai perbandingan, pada tahun buku 2023, Telkom membagikan 72% laba bersih atau Rp17,68 triliun sebagai dividen, atau setara Rp178,5 per saham.

Kinerja Keuangan 2024: Laba Bersih Turun Tipis

Laporan keuangan 2024 menunjukkan pendapatan Telkom mencapai Rp149,9 triliun, naik tipis 0,5% dibandingkan Rp149,2 triliun pada 2023. Beban konsolidasi naik 2% menjadi Rp107 triliun. Sementara itu, EBITDA tercatat Rp75 triliun, turun 3,3% secara tahunan, dengan margin EBITDA 50% yang menjadi batas bawah dari proyeksi perusahaan. Penurunan ini dipicu oleh program pensiun dini yang dilaksanakan pada kuartal II/2024.

Laba bersih Telkom turun 3,7% secara tahunan dari Rp24,56 triliun pada 2023 menjadi Rp23,6 triliun di 2024.

Restrukturisasi Manajemen dan Rencana Buyback Saham

RUPST 2025 juga menyepakati perubahan penting dalam jajaran manajemen. Dian Siswarini resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Telkom, menggantikan Ririek Adriansyah. Pergantian ini dilakukan seiring integrasi Telkom ke dalam Holding Operasional Danantara di bawah naungan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).

Dian sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. (EXCL), sebelum perusahaan tersebut bergabung dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menjadi entitas baru bernama XLSmart.

Selain itu, rapat juga menyetujui pengangkatan Komisaris Utama baru menggantikan Bambang P. S. Brodjonegoro yang mengundurkan diri. Restrukturisasi ini menjadi agenda terakhir dalam rapat.

Telkom juga mendapat restu dari pemegang saham untuk menjalankan program pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimal Rp3 triliun.

Share This Article