Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menggulirkan kebijakan proteksionisme dengan mengumumkan rencana kenaikan tarif impor baja dari 25% menjadi 50%. Langkah ini diklaim sebagai bentuk perlindungan terhadap industri baja domestik dan tenaga kerja di sektor tersebut.
Pengumuman ini disampaikan Trump saat mengunjungi pabrik United States Steel Corp. (US Steel) pada Jumat (30/5/2025) waktu setempat. Dalam kunjungan tersebut, Trump mendorong tercapainya kesepakatan antara US Steel dan perusahaan asal Jepang, Nippon Steel Corp., sembari menegaskan bahwa perusahaan baja AS harus tetap berada di bawah kendali dan operasi dalam negeri.
“Saya yakin kelompok yang baru saja berinvestasi ini sekarang sangat senang. Dengan tarif 50%, tidak akan ada yang bisa mencuri industri Anda. Pada 25%, mereka masih bisa menembus pagar itu, tapi pada 50%—mereka tidak bisa lagi,” ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Sabtu (31/5/2025).
Trump juga menyampaikan bahwa tarif baru tersebut akan mulai berlaku pada 4 Juni 2025. Kenaikan ini juga menjadi bagian dari janji kampanyenya, khususnya untuk mengamankan suara dari negara bagian Pennsylvania, yang merupakan medan tempur penting dalam pemilu dan rumah bagi ribuan pekerja baja.
Bonus dan Investasi Besar-Besaran
Trump menambahkan bahwa pekerja US Steel akan segera menerima bonus sebesar US$5.000, dan dari total investasi sebesar US$14 miliar yang direncanakan, sekitar US$2,2 miliar akan dialokasikan untuk pabrik Mon Valley Works, tempatnya berpidato. Sisanya akan digunakan untuk memodernisasi fasilitas, menambah kapasitas produksi, serta membangun infrastruktur baru di Indiana, Minnesota, Alabama, dan Arkansas.
“US Steel tidak akan mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau outsourcing. Operasi akan tetap berjalan dengan kapasitas penuh setidaknya selama 10 tahun,” ujar Trump.
Namun, rencana ini tidak sepenuhnya mulus. Serikat Pekerja Baja Amerika menyatakan kekhawatiran bahwa kesepakatan dengan Nippon Steel bisa mengarah pada pengurangan kapasitas dan relokasi pekerjaan ke luar negeri.
Di sisi lain, sejumlah pelaku industri konstruksi memperingatkan bahwa kenaikan tarif berpotensi menambah beban biaya bahan bangunan, memperkecil pasokan, dan mendorong harga rumah baru.
Kesepakatan Masih Belum Transparan
Meskipun nuansa kunjungan Trump ke pabrik tersebut terkesan seperti perayaan, termasuk momen saat ia menerima kaus tim Pittsburgh Steelers dan helm keselamatan berwarna emas, rincian lengkap dari kesepakatan US Steel-Nippon Steel masih belum jelas.
Investor pun masih menunggu kejelasan sepekan setelah Trump menyatakan akan menyetujui akuisisi tersebut. Trump sendiri menyebut bahwa kesepakatan ini bukanlah penjualan, melainkan bentuk kemitraan strategis yang membawa investasi besar ke Amerika Serikat.
“Setiap kali mereka datang, kesepakatan itu menjadi semakin baik bagi para pekerja. Dan US Steel akan tetap berbasis di Pittsburgh,” tegasnya. Trump juga menambahkan bahwa pemerintah AS akan memiliki pengawasan terhadap kesepakatan ini, termasuk potensi hak veto dalam struktur dewan direksi anak usaha US Steel.
“Di Washington, saya akan mengawasinya. Ini akan menjadi hal besar bagi industri baja Amerika,” pungkasnya.