PT PLN (Persero) menargetkan peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) menjadi 34,3% pada tahun 2034, sebagaimana tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Angka ini melampaui proyeksi dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025–2060 yang menetapkan target 29,4% untuk tahun yang sama.
“Bauran energi baru terbarukan pada 2034 akan naik menjadi 34%, ini melampaui ekspektasi dalam RUKN,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam acara Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN, Senin (2/6/2025).
Selaras dengan Peta Jalan Transisi Energi Nasional
Saat ini, bauran EBT di Indonesia masih berada di angka 14,1% per awal 2025, jauh dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar 23% dalam RUPTL sebelumnya. Meski demikian, Darmawan memastikan bahwa pengembangan pembangkit listrik dalam RUPTL terbaru telah selaras, bahkan melampaui peta jalan RUKN.
Menurut skenario RUPTL 2025–2034, peningkatan bauran EBT akan dilakukan secara bertahap:
- 15,9% pada 2025
- 16,4% pada 2026
- 17,3% pada 2027
- 19,1% pada 2028
- 19,7% pada 2029
- 21% pada 2030
Mulai tahun 2031, target bauran EBT dalam RUPTL melebihi proyeksi dalam RUKN:
- 26,1% vs. 23,9% (2031)
- 29% vs. 26% (2032)
- 32,5% vs. 29,4% (2033)
- 34,3% vs. 29,4% (2034)
Dorong Net Zero Emission dan Tambahan Kapasitas Pembangkit
Langkah strategis ini disebut menjadi bagian dari peta jalan Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060. Darmawan menyatakan bahwa melalui RUPTL terbaru, PLN semakin percaya diri mewujudkan visi jangka panjang tersebut.
Target bauran EBT ini juga didukung dengan rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW). Dari jumlah tersebut:
- 61% akan berasal dari EBT,
- 15% atau setara 10,3 GW dari sistem storage,
- 24% atau 16,6 GW dari energi fosil,
- terdiri atas 10,3 GW dari gas dan
- 6,3 GW dari batu bara.
Dengan dorongan ambisius ini, PLN menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung transformasi energi nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.