Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa hilirisasi batubara menjadi kewajiban yang harus dijalankan oleh seluruh tambang batubara di Indonesia, tanpa terkecuali jenis tambang apa pun.
Menurut Bahlil, hilirisasi tidak hanya berlaku bagi tambang batubara yang berstatus Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) maupun eks PKP2B, melainkan mencakup seluruh tambang batubara di tanah air.
“Hilirisasi batubara itu hukumnya wajib kita lakukan, jadi tidak hanya eks PKP2B atau PKP2B,” ujar Bahlil usai menghadiri acara Human Capital di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Ia menambahkan bahwa semua tambang batubara berpotensi untuk menjalankan hilirisasi, asalkan perhitungan ekonominya mendukung.
“Semua tambang yang berpotensi hilirisasi akan kita lakukan, selama perhitungan ekonominya bagus,” jelasnya.
Namun, Bahlil belum merinci target produk hilirisasi yang akan difokuskan, apakah akan berbentuk Dimetil Ether (DME) atau produk hilirisasi lainnya.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, tambang batubara PKP2B generasi pertama diwajibkan melakukan hilirisasi sebagai syarat perpanjangan izin pengelolaan menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Surya Herjuna, menyampaikan bahwa kementerian tengah menyiapkan perluasan kebijakan hilirisasi batubara, tidak hanya terbatas pada PKP2B.
“Sekarang kami genjot proyek hilirisasi ini di luar yang sekarang teman-teman PKP2B jadi mandatori, termasuk perusahaan yang memproduksi batubara dengan kalori 3.000 sampai 4.000 kkal/kg,” ujar Surya dalam diskusi di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Surya berharap perluasan kebijakan mandatori hilirisasi ini dapat memaksimalkan pemanfaatan cadangan batubara kalori rendah yang saat ini cukup besar di Indonesia.
Di pasar domestik dan global, penjualan batubara kalori rendah dengan rentang 3.000 hingga 4.000 kkal/kg cenderung lebih rendah dibandingkan batubara kalori tinggi.
Menurut Surya, hilirisasi batubara kalori rendah ini akan meningkatkan daya tarik investasi bagi pengembang.
“Kalau kita hanya mengandalkan penjualan batubara 3.000 sampai 4.000 kkal/kg, nilai ekonominya mungkin rendah. Dengan hilirisasi, investasi akan jadi lebih menarik,” pungkasnya.