Devisa Rp200 Triliun Bocor ke Luar Negeri, 1 Juta WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri Setiap Tahun

2 Min Read

Pemerintah mengungkapkan adanya kebocoran devisa negara yang signifikan akibat banyaknya warga negara Indonesia (WNI) yang memilih berobat ke luar negeri.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyatakan bahwa hampir satu juta WNI melakukan pengobatan di luar negeri setiap tahun. Hal ini menyebabkan aliran devisa ke luar negeri mencapai sekitar Rp200 triliun per tahun.

- Advertisement -

“Hampir satu juta orang Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahunnya. Kebocoran devisa kita mendekati Rp200 triliun setiap tahun, ini jumlah yang cukup besar,” ujar Pratikno dalam sambutannya saat peletakan batu pertama pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital di Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2025).

Data dari Singapore Tourism Board bersama Kementerian Kesehatan Singapura menunjukkan bahwa sekitar 47,2 persen pasien asing yang menjalani pengobatan di Singapura merupakan warga Indonesia. Fakta ini memperkuat keprihatinan pemerintah akan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap layanan kesehatan luar negeri.

Sebagai respons atas kondisi tersebut, pemerintah kini mempercepat pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran devisa dan sekaligus meningkatkan daya saing rumah sakit di Indonesia.

“Kita butuh rumah sakit advanced seperti Mayapada, agar masyarakat tidak perlu lagi ke luar negeri. Ini juga sekaligus mendukung pengembangan teknologi dan sumber daya manusia kita,” jelasnya.

Pratikno menambahkan, pemerintah telah menetapkan lima program prioritas cepat (quick wins) dalam pembangunan manusia untuk tahun 2025, salah satunya adalah peningkatan kapasitas rumah sakit daerah menjadi tipe C.

- Advertisement -

“Tahun ini kita bangun 32 rumah sakit tipe C di berbagai daerah pelosok. Tahun depan, targetnya 34 rumah sakit baru di seluruh penjuru Indonesia,” paparnya.

Selain pembangunan fasilitas kesehatan, pemerintah juga akan memperkuat sektor pendidikan kedokteran. Tujuannya adalah untuk mencetak lebih banyak tenaga medis yang siap ditugaskan ke daerah-daerah terpencil guna mendukung pembangunan manusia dan menurunkan angka stunting.

Share This Article