Presiden Prabowo Tegas: Swasembada Pangan Harga Mati!

3 Min Read

Pada Kamis, 5 Juni 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memimpin langsung kegiatan Panen Raya Jagung Serentak untuk Kuartal II yang dilaksanakan secara nasional di 36 Polda, dengan lokasi pusat di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Proses panen yang digelar di Desa Bange, Kecamatan Sanggau Ledo ini menggunakan mesin pertanian modern, yaitu corn harvester, sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan berbasis teknologi.

- Advertisement -

Dalam laporannya kepada Presiden, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa kegiatan panen kali ini dilakukan secara bersamaan di berbagai daerah, mencakup luas lahan mencapai 344.524,37 hektare. Hasil panen diperkirakan mencapai antara 1,78 juta hingga 2,54 juta ton jagung.

“Hari ini, dengan arahan langsung dari Bapak Presiden, kita melaksanakan panen raya jagung serentak di seluruh wilayah, dengan cakupan lahan mencapai 344 ribu hektare lebih. Estimasi hasil panen berada di kisaran 1,78 sampai 2,54 juta ton,” ungkap Jenderal Sigit dalam laporannya.

Presiden Prabowo menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program ketahanan pangan, khususnya kepada jajaran Kepolisian RI yang menjadi motor penggerak kegiatan panen kali ini. Ia menekankan bahwa kemandirian pangan adalah landasan penting dalam menjaga kedaulatan bangsa.

- Advertisement -

“Ketahanan pangan adalah syarat utama kemerdekaan sejati. Suatu bangsa tidak bisa disebut merdeka apabila masih tergantung pada pasokan pangan dari luar. Sejak awal pengabdian saya di dunia politik, saya konsisten memperjuangkan swasembada pangan. Saya tidak akan berhenti berjuang sampai Indonesia benar-benar mandiri dalam hal pangan,” ujar Presiden Prabowo dengan tegas.

Lebih lanjut, Presiden menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, TNI-Polri, kalangan akademisi, hingga pelaku usaha, untuk membangun ketahanan pangan yang berlandaskan inovasi dan teknologi modern.

Dengan pendekatan ini, ia optimistis Indonesia akan melampaui target swasembada jagung dan bertransformasi menjadi salah satu produsen pangan utama dunia.

“Saya yakin Indonesia bukan hanya akan cukup pangan untuk diri sendiri, tapi juga akan mampu membantu negara-negara lain yang sedang mengalami kesulitan. Bukan karena kita ingin pamer, tapi karena kita ingin Indonesia dihormati, dipandang sebagai bangsa yang kuat dan dermawan. Kita ingin jadi bangsa yang hadir membawa solusi, bukan masalah,” tutup Presiden Prabowo dalam pidatonya.

Share This Article