Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, melakukan kunjungan ke Bendungan Tiu Suntuk yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi pengembangan kawasan bendungan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Dalam pernyataan tertulis dari Mataram pada hari Sabtu, Fahri menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan kawasan bendungan secara terpadu.
Ia menilai bahwa pemanfaatan bendungan tidak hanya berkaitan dengan satu sektor, melainkan mencakup banyak aspek yang saling mendukung.
“Bendungan Tiu Suntuk memiliki berbagai potensi, seperti pemanfaatan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan tenaga surya, serta pengembangan sektor perikanan dan pertanian,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa bendungan tersebut berperan penting dalam memperkuat ketahanan energi dan pangan, sekaligus membuka peluang sektor pariwisata yang dapat mendukung pembangunan wilayah sekitarnya.
“Dengan pemanfaatan yang tepat, kawasan sekitar bendungan ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat lokal,” jelas Fahri.
Kementerian PKP, menurut Fahri, juga telah menyiapkan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) guna mendukung perbaikan rumah tidak layak huni di daerah pedesaan dan wilayah pesisir. Ditargetkan, program ini dapat mencakup renovasi untuk sekitar dua juta unit rumah.
“Pemerintah daerah tinggal menyusun dan mengajukan proposal. Kami sedang merancang sistem digitalisasi pengajuan agar prosesnya lebih cepat dan efisien,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat, Amar Nurmansyah, menyampaikan bahwa dalam pertemuan dengan Wamen PKP, pihaknya telah menguraikan rencana pemanfaatan bendungan tersebut untuk mendukung sektor pertanian dan pengembangan kawasan sekitarnya.
“Kami sudah menyampaikan gagasan kami mengenai bagaimana Bendungan Tiu Suntuk bisa diintegrasikan dalam rencana pengembangan wilayah,” kata Amar.