Harga Emas Naik Tipis Pekan Lalu, Tapi Anjlok Usai Data Tenaga Kerja AS Tekan Harapan Pemangkasan Suku Bunga

3 Min Read

Harga emas mencatat penguatan tipis sepanjang pekan lalu, meskipun ditutup melemah tajam pada akhir perdagangan Jumat (6/6/2025) setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang lebih kuat dari ekspektasi meredam optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.

Mengutip Reuters, Senin (9/6/2025), harga emas di pasar spot masih naik 0,65% selama sepekan. Sementara itu, kontrak berjangka emas Comex AS mencatat kenaikan mingguan 0,94%. Namun, pada perdagangan Jumat, harga emas spot turun 1,3% ke level US$3.309,67 per troy ounce. Kontrak berjangka emas AS juga merosot 1,27% ke US$3.308,20 per troy ounce.

- Advertisement -

Tekanan pada logam mulia dipicu oleh laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang mencatat penambahan 139.000 lapangan kerja non-pertanian selama Mei 2025—melebihi estimasi konsensus sebesar 130.000. Tingkat pengangguran tetap di angka 4,2%, sesuai dengan proyeksi ekonom.

“Data yang berada dalam ekspektasi ini justru memperkuat pandangan bahwa The Fed tidak akan segera menurunkan suku bunga,” ujar Edward Meir, analis dari Marex. Berdasarkan data pergerakan kontrak futures suku bunga jangka pendek, pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada September, dengan kemungkinan hanya satu pemangkasan tambahan hingga akhir tahun. Harapan atas tiga kali pemangkasan suku bunga tampaknya mulai sirna.

Sebagai aset safe haven, emas biasanya menjadi pilihan investor saat inflasi tinggi atau ketidakpastian geopolitik meningkat. Namun, suku bunga tinggi cenderung mengurangi daya tarik emas karena logam mulia ini tidak menghasilkan bunga.

- Advertisement -

Secara teknikal, kegagalan emas untuk menembus level psikologis US$3.400, ditambah dengan data tenaga kerja AS yang kuat, menjadi penahan laju kenaikan harga dalam jangka pendek. Kendati demikian, para analis tetap melihat potensi kenaikan harga emas secara keseluruhan pada tahun ini.

Menjelang akhir pekan, harga emas sempat tertekan oleh aksi ambil untung, namun tetap membukukan kenaikan mingguan berkat konsolidasi harga pada level yang tinggi. Analis menilai kemampuan emas mempertahankan support awal di atas US$3.300 mencerminkan bahwa fundamental pasar masih cukup kuat, meskipun tekanan dari sisi penjual tetap signifikan.

Lukman Otunuga, Analis Pasar Senior FXTM, menilai selama harga emas belum mampu menembus US$3.400, kekuatan pasar masih condong ke arah penjual. “Jika harga turun di bawah US$3.360, maka jalan menuju US$3.300 bahkan US$3.000 bisa terbuka. Namun, peluang tetap terbuka bagi pembeli jika harga berhasil kembali menembus US$3.360 dan lanjut ke atas US$3.400,” jelasnya seperti dikutip dari Kitco Metals.

Share This Article