Ekspor Karet Sumut Turun 4% pada April, Gapkindo Soroti Ancaman EUDR dan Tekanan Global

3 Min Read

Kinerja ekspor karet alam dari Sumatera Utara kembali mengalami tekanan pada April 2025. Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, volume ekspor tercatat turun 4% secara bulanan (month-to-month) dibandingkan Maret.

Sekretaris Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menjelaskan bahwa ekspor karet pada April hanya mencapai 20.799 ton, lebih rendah dari capaian Maret sebesar 21.666 ton. Meski begitu, jika dibandingkan dengan April tahun lalu, ekspor masih tumbuh 16,33% dari posisi 17.878 ton.

- Advertisement -

Penurunan pasokan dari hulu, fluktuasi harga global, serta kendala regulasi ekspor menjadi penyebab utama melemahnya kinerja bulan April,” ujar Edy dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (8/6/2025).

Cuaca Buruk dan Harga Anjlok Hambat Produksi

Menurut Edy, cuaca yang tidak menentu di sejumlah wilayah penghasil karet menyebabkan para petani enggan melakukan penyadapan karena hasil lateks yang rendah. Penurunan harga karet sejak awal April juga membuat petani kehilangan insentif untuk berproduksi.

Harga rata-rata karet alam jenis SICOM TSR20 pada April 2025 hanya berada di level 171,15 sen AS per kilogram, anjlok tajam dari posisi Maret sebesar 198,21 sen AS/kg. Hingga 7 Mei 2025, harga belum menunjukkan pemulihan signifikan dan ditutup di 170,5 sen AS/kg.

- Advertisement -

Selain faktor cuaca dan harga, Edy menyebut penerapan tarif dasar impor dan kekhawatiran global menjelang implementasi regulasi deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR) juga menambah tekanan terhadap kinerja ekspor. Regulasi tersebut akan berlaku mulai 30 Desember 2025 dan mewajibkan seluruh produk berbasis karet berasal dari rantai pasok bebas deforestasi.

Jepang dan AS Dominasi Pasar Ekspor Karet Sumut

Pada April 2025, karet asal Sumatera Utara diekspor ke 31 negara. Jepang masih menjadi tujuan utama dengan kontribusi 35,01%, diikuti oleh Amerika Serikat (15,53%), China (9,14%), Brasil (7,57%), dan Kanada (5,44%).

Adapun pasar Eropa mencakup 12 negara, antara lain Spanyol (1,94%), Polandia (1,65%), Luksemburg (1,55%), Italia dan Rumania (masing-masing 0,87%), serta Jerman, Prancis, dan Bulgaria (masing-masing 0,58%). Total ekspor ke kawasan Eropa tercatat 10,51% dari keseluruhan ekspor April, turun dibandingkan dengan Maret yang sempat menyumbang 12,73%.

EUDR Jadi Tantangan Serius, Gapkindo Dorong Kolaborasi

Dengan semakin dekatnya implementasi EUDR, Gapkindo menekankan pentingnya traceability atau ketertelusuran rantai pasok serta kepatuhan terhadap prinsip keberlanjutan agar akses pasar ke Eropa tetap terjaga.

“Kita butuh kolaborasi antara pemerintah, industri, dan petani untuk pemetaan kebun dan peningkatan kesadaran akan pentingnya praktik ramah lingkungan,” kata Edy.

Ia menambahkan bahwa dukungan bagi petani kecil, perbaikan logistik, dan peningkatan produktivitas kebun merupakan agenda strategis agar ekspor karet Sumut dapat kembali tumbuh secara berkelanjutan. “Jika semua pihak bersinergi, tren ekspor bisa kembali positif,” tutupnya.

Share This Article