Emiten Sawit Tancap Gas! Capex Jumbo Siap Dongkrak Produksi dan Efisiensi di 2025

4 Min Read

Emiten-emiten sawit Tanah Air kompak menggulirkan belanja modal (capital expenditure/capex) jumbo untuk memperkuat bisnis di 2025. Langkah agresif ini diproyeksikan mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor kelapa sawit nasional.

Salah satu yang paling menonjol adalah PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG), emiten milik konglomerat TP Rachmat. Perusahaan ini telah mengalokasikan capex senilai Rp800 miliar untuk tahun 2025. Direktur DSNG, Jenti, menjelaskan bahwa dana tersebut akan difokuskan pada pemeliharaan infrastruktur, pembaruan mesin-mesin pabrik yang telah berusia lebih dari 10 tahun, serta kegiatan penanaman kembali (replanting) kelapa sawit.

- Advertisement -

“Kami rencanakan replanting sekitar 5.000 hingga 5.500 hektare tahun ini. Sampai sekarang sudah sekitar 3.000 hektare yang dilakukan,” jelas Jenti dalam paparan publik, Kamis (5/6/2025). Ia juga menyebut bahwa sebagian capex dialokasikan untuk pengembangan energi terbarukan, termasuk lini bisnis wood pellet, dengan belanja untuk mesin dan perlengkapan pabrik. Hingga kuartal I/2025, realisasi penyerapan capex DSNG mencapai sekitar 22%.

Dari sisi operasional, DSNG memproyeksikan produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah (CPO) tidak akan lebih rendah dari tahun sebelumnya, bahkan berpotensi tumbuh hingga 5%. Dengan demikian, perseroan berharap kinerja 2025 bisa melampaui capaian tahun 2024.

SSMS Genjot Capex untuk Renovasi dan Pertumbuhan Operasional

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) juga tak ketinggalan menggelontorkan capex hingga Rp510 miliar pada tahun ini. Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, mengungkapkan bahwa sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk merenovasi perumahan dalam area kebun yang sudah berumur, serta pembelian mesin, perlengkapan, dan kendaraan operasional.

- Advertisement -

“Capex ini seluruhnya difokuskan untuk mendukung kegiatan operasional SSMS,” kata Hartono dalam paparan publik, Kamis (8/5/2025). Ia menambahkan bahwa hingga kuartal I/2025, realisasi capex telah mencapai sekitar Rp180 miliar. SSMS sendiri optimistis menyongsong 2025 dengan proyeksi pertumbuhan kinerja sekitar 10%, seiring pulihnya produksi CPO nasional dan penguatan strategi efisiensi biaya.

Dari sisi kinerja keuangan, SSMS mencatat lonjakan laba bersih sebesar 23,3% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp341,5 miliar per kuartal I/2025. Pendapatan perseroan pun naik signifikan menjadi Rp3,7 triliun, tumbuh 48% dibandingkan Rp2,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Astra Agro Lestari Siapkan Capex Terbesar, Fokus Replanting

Emiten sawit Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), menjadi pemegang capex terbesar dengan rencana belanja modal mencapai Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun di tahun 2025. Direktur AALI, Tingning Sukowignjo, menyampaikan bahwa dana tersebut akan difokuskan pada kegiatan replanting yang ditargetkan seluas 5.000 hektare.

“Capex ini meningkat dari tahun lalu yang hanya berkisar Rp1,3 triliun–Rp1,4 triliun. Kegiatan replanting tetap berjalan, meski kami selektif dalam merealisasikan belanja modal untuk kebutuhan lain seperti penggantian kendaraan,” ujar Tingning dalam paparan publik, Senin (28/4/2025). Realisasi capex AALI sepanjang 2024 sendiri tercatat sebesar Rp941 miliar, dengan alokasi terbesar untuk tanaman (56%), disusul pabrik dan dermaga (18%), serta non-tanaman (26%).

Presiden Direktur AALI, Djap Tet Fa, menambahkan bahwa saat ini perseroan memasuki siklus kedua (second cycle) usia tanaman. “Melalui replanting, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Target kami adalah mempercepat replanting hingga 5.000 hektare per tahun,” ujar Tet Fa.

Langkah agresif para emiten sawit ini menjadi sinyal positif bagi pemulihan sektor perkebunan nasional. Dengan capex jumbo dan strategi efisiensi yang tepat, kinerja emiten diproyeksikan tetap solid meskipun tantangan global masih membayangi pasar CPO.

Share This Article