Konflik Memanas, Iran-Israel Saling Serang Rudal hingga Targetkan Infrastruktur Energi

4 Min Read
Israel and Iran flags together textile cloth, fabric texture

Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah Iran dan Israel saling melancarkan serangan ke wilayah masing-masing. Israel mengerahkan jet tempur canggih termasuk F-35, yang dikenal memiliki kemampuan siluman, untuk melancarkan serangan rudal presisi. Sementara itu, Iran mengandalkan rudal balistik, sebuah pilihan yang mencerminkan keterbatasan superioritas udara negara tersebut—mengandalkan armada pesawat yang sebagian besar merupakan warisan era Shah dan sudah uzur.

Meski demikian, kekuatan rudal balistik Iran tak bisa dianggap remeh. Iran dilaporkan memiliki rudal hypersonic yang sangat sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Aksi balas serangan ini memicu kekhawatiran global akan pecahnya konflik berskala lebih besar yang berpotensi melibatkan negara-negara lain, terutama karena kedua negara diduga sama-sama mengembangkan program senjata nuklir.

- Advertisement -

Mengutip laporan Reuters, Iran telah membatalkan perundingan nuklir yang dinilai Washington sebagai satu-satunya cara untuk meredam gelombang serangan Israel. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dikabarkan sempat meninggalkan negara untuk menuju Yunani, menyatakan bahwa serangan Iran saat ini hanyalah permulaan dan akan dibalas dengan kekuatan yang jauh lebih besar dalam waktu dekat.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa Iran kembali meluncurkan rudal ke wilayahnya pada Sabtu malam. Sirene serangan udara terdengar di berbagai penjuru Yerusalem dan Tel Aviv. Rudal-rudal terlihat melintas di langit, sementara sistem pertahanan udara Israel mengerahkan roket pencegat dari darat. Ledakan keras terdengar di kedua kota tersebut.

Laporan dari layanan ambulans Israel menyebutkan tiga perempuan tewas dan sepuluh orang lainnya luka-luka akibat serangan rudal di wilayah utara Israel. Di Tamra—kota dengan mayoritas penduduk Palestina—tim penyelamat terlihat menyisir reruntuhan rumah dengan senter. Dua korban lain mengalami luka ringan akibat pecahan peluru di lokasi terpisah.

- Advertisement -

Sementara itu, Iran melaporkan bahwa kilang minyak Shahran di Teheran menjadi sasaran serangan Israel, meskipun situasi dilaporkan berhasil dikendalikan. Kebakaran juga terjadi di kilang minyak dekat ibu kota. Selain itu, kantor berita Tasnim menyebut serangan rudal Israel juga menargetkan gedung Kementerian Pertahanan Iran dan menyebabkan kerusakan ringan.

Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa rudal dan drone mereka menargetkan infrastruktur energi serta fasilitas produksi bahan bakar jet tempur di Israel. Mereka memperingatkan bahwa serangan lanjutan dari Iran akan “lebih besar dan lebih menghancurkan” jika Israel terus melakukan agresi.

Dari Washington, Presiden AS Donald Trump turut mengomentari situasi. Ia memperingatkan Iran akan konsekuensi yang lebih buruk namun menyebut masih ada peluang untuk menghindari eskalasi, asalkan Teheran bersedia membatasi program nuklirnya secara drastis.

Perundingan nuklir AS-Iran yang dijadwalkan berlangsung di Oman pada Minggu dibatalkan. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan bahwa pembicaraan tak bisa dilakukan selama Iran terus menjadi sasaran serangan “biadab”.

Serangan Israel sebelumnya dilaporkan menghantam infrastruktur energi Iran, termasuk memicu kebakaran di ladang gas South Pars—ladang gas terbesar di dunia yang berlokasi lepas pantai provinsi Bushehr, selatan Iran. Akibatnya, sebagian produksi gas dihentikan. Kekhawatiran terhadap gangguan ekspor energi di kawasan itu turut mendorong lonjakan harga minyak global sebesar 9% pada Jumat lalu, meskipun Israel bukan penyuplai minyak dan gas ke Iran.

Share This Article