Program Makan Bergizi Gratis Ciptakan Peluang Bisnis dari Minyak Jelantah

2 Min Read

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa minyak jelantah yang dihasilkan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan tambahan bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

1. Dorong Kewirausahaan dan Pemberdayaan Lokal

Dadan menjelaskan bahwa minyak bekas yang biasanya dibuang dapat diolah kembali dengan nilai ekonomis sekitar Rp7.000 per liter. Langkah ini tidak hanya mendukung kegiatan wirausaha lokal, tapi juga dinilai mampu mempercepat upaya pengentasan kemiskinan.

- Advertisement -

“Daripada terbuang sia-sia, lebih baik dikumpulkan. Seorang wirausaha bisa menampung minyak jelantah dari berbagai SPPG untuk kemudian dijual kembali. Ini bisa menjadi penghasilan tambahan bagi SPPG,” ujarnya dalam konferensi pers pada Senin, 16 Juni 2025.

Dadan mencatat bahwa satu unit SPPG rata-rata menggunakan sekitar 800 liter minyak goreng per bulan, dan sekitar 550 liter di antaranya berubah menjadi minyak jelantah.

2. Potensi Ekonomi dari Limbah Tak Tercatat

Meskipun secara akuntansi minyak jelantah tidak dicatat sebagai aset karena sudah dianggap limbah, Dadan menekankan bahwa bahan ini tetap memiliki nilai jual dan bisa dimanfaatkan secara produktif.

- Advertisement -

Ia menambahkan bahwa jika ada pelaku usaha di tingkat kabupaten yang mampu mengelola pengumpulan minyak jelantah secara terorganisir, bahan tersebut bahkan bisa dijadikan komoditas ekspor atau bahan dasar untuk pembuatan biofuel.

“Bayangkan jika satu pengusaha minyak jelantah saja bisa membuka lapangan kerja untuk dua hingga lima orang, maka secara tidak langsung SPPG ikut berkontribusi dalam memperluas kesempatan kerja. Ini sangat relevan dengan misi percepatan penanggulangan kemiskinan,” pungkas Dadan.

Share This Article