PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA kembali dipercaya menggarap proyek strategis nasional. Kali ini, perusahaan BUMN tersebut memperoleh kontrak baru untuk pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi di wilayah kewenangan daerah, Provinsi Kalimantan Tengah.
Proyek ini merupakan bagian dari tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 yang menekankan percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi guna mendukung swasembada pangan.
Instruksi tersebut diperkuat oleh Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 444/KPTS/M/2025, yang mengatur lokasi, cakupan kegiatan, hingga metode pengadaan jasa dan barang untuk proyek-proyek irigasi di bawah kewenangan pemerintah daerah.
Mengandalkan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), proyek ini akan menyasar 16 Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) yang tersebar di enam kabupaten, yakni Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Sukamara.
Total cakupan lahan yang akan ditangani mencapai 3.076 hektar, dengan fokus utama pada peningkatan kelancaran distribusi dan pembuangan air di area pertanian rawa.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengungkapkan bahwa proyek ini sejalan dengan program pemerintah dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian.
“Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas layanan irigasi untuk mendukung keberhasilan musim tanam mendatang,” jelas Agung dalam keterangan resmi yang dirilis pada Senin (23/6).
Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa lingkup pekerjaan WIKA mencakup peningkatan fungsi saluran irigasi agar distribusi air merata hingga ke ujung saluran sekunder, serta pengelolaan air berlebih guna menghindari genangan yang berpotensi merusak lahan.
“Keberhasilan proyek ini menjadi bukti kepercayaan pemerintah terhadap kompetensi WIKA dalam pembangunan infrastruktur sektor pertanian yang vital untuk ketahanan pangan,” tambahnya.
WIKA menegaskan bahwa kehadiran infrastruktur irigasi yang lebih andal akan memberikan dampak langsung bagi para petani. Mulai dari peningkatan produktivitas, efisiensi penggunaan air, hingga meminimalkan risiko gagal panen akibat banjir atau kekeringan.
“Dengan infrastruktur yang semakin baik, Kalimantan Tengah diharapkan mampu berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional,” pungkas Agung.