Ekspor Kopi Indonesia ke Timur Tengah Tersendat Imbas Konflik Israel-Iran

3 Min Read

Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran berdampak langsung pada kelancaran ekspor biji kopi Indonesia ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Pengiriman kopi jenis Robusta dari Indonesia, yang biasa diekspor dalam berbagai grade mulai dari satu hingga empat, kini mengalami perlambatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Moelyono Soesilo. Ia mengungkapkan bahwa permintaan untuk menunda pengiriman biji kopi ke Israel telah muncul sejak pekan lalu.

- Advertisement -

“Untuk pengiriman ke negara yang terlibat langsung seperti Israel, sudah ada permintaan penundaan sejak minggu kemarin,” ujar Moelyono kepada Kontan, Senin (23/6).

Sebelumnya, Indonesia rutin mengirimkan satu hingga dua kontainer penuh (full container load/FCL) kopi ke Israel setiap bulan.

Tak hanya Israel, ekspor ke negara-negara lain seperti Dubai, Mesir, Turki, dan Aljazair juga turut terdampak. Moelyono menjelaskan bahwa pengiriman ke Dubai kini melambat meski situasi masih terkendali. Volume ekspor kopi ke Dubai yang sebelumnya berkisar antara 4-6 FCL per bulan, kini turun menjadi sekitar 2-4 FCL.

Penurunan tersebut, kata Moelyono, bukan hanya dipicu oleh konflik Timur Tengah, tetapi juga karena tingginya standar kualitas kopi yang diminta oleh pihak pembeli di Dubai.

- Advertisement -

“Dubai menuntut kualitas tinggi, dan karena itu pasokan harus menunggu panen baru,” jelasnya.

Sementara itu, ekspor ke Mesir, Turki, dan Aljazair juga mengalami hambatan serupa. Selain konflik geopolitik, harga kopi yang melonjak pada periode Maret hingga Mei 2025 turut menjadi faktor penurunan permintaan dari kawasan tersebut.

“Negara-negara seperti Mesir, Turki, dan Aljazair juga terdampak. Harga kopi yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir turut memperlambat permintaan,” lanjut Moelyono.

Meski begitu, Moelyono menegaskan bahwa biaya logistik pengiriman belum menunjukkan kenaikan signifikan akibat situasi ini. Ia juga menyebutkan bahwa impor kopi ke dalam negeri tidak terganggu, karena sebagian besar pasokan berasal dari Vietnam yang tidak melalui wilayah konflik.

“Distribusi impor masih aman karena mayoritas pasokan datang dari Vietnam,” ujarnya.

Terkait respons menghadapi kondisi geopolitik saat ini, Moelyono mengakui bahwa pihaknya belum mengambil langkah strategis.

“Karena situasi ini bersifat global, semua negara merasakan dampaknya. Saat ini kami masih menunggu dan melihat kebijakan masing-masing perusahaan,” tutupnya.

Share This Article