Pengusaha asal Surabaya, Hermanto Tanoko, mengungkapkan tantangan dalam proses penawaran umum perdana saham (IPO) di tengah ketatnya pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya, proses seleksi yang saat ini diberlakukan sangat ketat demi menjaring perusahaan berkualitas tinggi untuk melantai di bursa.
Dalam webinar yang digelar Indonesia Investment Education (IIE) pada Selasa (24/6/2025), Hermanto mengungkapkan bahwa sebagian besar pengajuan IPO mengalami penolakan.
“Saat ini, lebih dari 80% pengajuan IPO ditolak oleh OJK dan BEI karena ketatnya proses seleksi,” ungkapnya.
Meski demikian, Hermanto tetap optimis terhadap langkah IPO PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), perusahaan yang turut dibawanya untuk melantai di bursa. Ia meyakini, pasar akan menyambut positif kehadiran MERI dan perusahaan akan mampu berkembang secara berkelanjutan pasca-IPO.
Optimisme Hermanto bukan tanpa dasar. Ia mencontohkan keberhasilan IPO PT Penta Valent Tbk. (PEVE) pada 2023 yang sukses menarik minat investor meski belum begitu dikenal publik. “PEVE itu sangat diminati, padahal nama perusahaannya belum populer,” ujarnya.
MERI berencana melepas sebanyak 266 juta saham ke publik atau setara dengan 25% dari modal disetor penuh. Harga penawaran dipatok antara Rp110 hingga Rp150 per saham, dengan potensi total dana yang dihimpun mencapai sekitar Rp39,99 miliar.
Bergerak di sektor pendidikan, MERI menjalankan bisnis melalui pusat pelatihan, penyelenggaraan acara, dan platform pembelajaran digital.
Saat ini, PT Merry Riana Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 74,99% (599,9 juta saham), sementara sisanya dimiliki oleh PT Tancorp Investama Mulia milik Hermanto Tanoko sebanyak 25% (200 juta saham).
Hermanto menyebut keterlibatan Tancorp di MERI sejak 2024 merupakan bagian dari strategi ekspansi portofolio. Jika MERI resmi tercatat di bursa, maka jumlah emiten dalam portofolio Tancorp akan menjadi sembilan, termasuk CLEO, AVIA, RISE, DEPO, ZONE, CAKK, BLES, dan PEVE.
Ia juga menekankan bahwa investasi di MERI selaras dengan visinya untuk mendorong tumbuhnya wirausaha di Indonesia. “MERI bisa bersinergi dengan ekosistem Tancorp dan memberikan banyak nilai tambah. Selain itu, citra merek MERI sangat kuat dan menarik,” kata Hermanto.
Di sisi lain, Merry Riana selaku pendiri sekaligus Komisaris Utama MERI menjelaskan bahwa dana hasil IPO akan difokuskan untuk memperkuat ekspansi usaha. Dana tersebut akan digunakan sebagai penyertaan modal pada dua anak usaha, yakni PT Merry Riana Edukasi Delapan (65%) dan PT Merry Riana Akademi Tujuh (35%).
Selain ekspansi internal, Merry Riana juga membuka kemungkinan aksi korporasi lainnya pasca-IPO, termasuk akuisisi perusahaan di sektor pendidikan yang dinilai strategis untuk pertumbuhan bisnis MERI ke depan.
Berdasarkan data BEI per 20 Juni 2025, tercatat ada 14 perusahaan yang sedang berada dalam pipeline IPO. Dari jumlah tersebut, satu perusahaan memiliki aset kecil (di bawah Rp50 miliar), lima perusahaan tergolong beraset menengah (Rp50–250 miliar), dan delapan sisanya masuk kategori perusahaan beraset besar (lebih dari Rp250 miliar).