Alfamart Gelar RUPST 2025, Dividen dan Laba Bersih Jadi Sorotan

4 Min Read

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), pengelola jaringan ritel Alfamart, dijadwalkan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 22 Mei 2025. Informasi ini diumumkan resmi oleh manajemen perseroan pada Rabu (21/5/2025).

Dalam agenda RUPST tahun ini, terdapat empat mata acara, salah satunya adalah pembahasan mengenai alokasi laba bersih tahun buku 2024. Perseroan berencana mengusulkan kepada pemegang saham untuk membagikan laba bersih sebagai dana cadangan, dividen tunai, serta laba ditahan.

- Advertisement -

“Perseroan akan mengajukan usul kepada rapat terkait penggunaan laba bersih tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024,” demikian kutipan dari undangan resmi RUPST Alfamart.

Sebagai informasi, Alfamart telah secara konsisten membagikan dividen selama empat tahun terakhir. Pada tahun lalu, perusahaan membagikan dividen final sebesar Rp1,19 triliun atau Rp28,68 per saham, dengan rasio pembayaran dividen mencapai 34,99%.

Laba Bersih Menurun Meski Pendapatan Naik

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, Alfamart mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,14 triliun pada 2024. Angka ini turun 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,4 triliun. Penurunan laba bersih terjadi meskipun pendapatan neto meningkat 10,54% secara tahunan menjadi Rp118,22 triliun.

- Advertisement -

Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari wilayah Jawa non-Jabodetabek sebesar Rp44,55 triliun, diikuti oleh luar Jawa Rp43,38 triliun, dan Jabodetabek Rp33,18 triliun. Namun, kenaikan pendapatan ini diiringi dengan lonjakan beban operasional, seperti beban pokok penjualan yang naik menjadi Rp92,86 triliun dari Rp83,87 triliun pada 2023.

Beban penjualan dan distribusi juga meningkat tajam dari Rp17,88 triliun menjadi Rp20,2 triliun, sedangkan beban umum dan administrasi melonjak ke Rp2,17 triliun. Beban lainnya juga bertambah dari Rp88,63 miliar menjadi Rp126,98 miliar. Akibatnya, laba usaha perusahaan menurun 7,91% menjadi Rp4,07 triliun.

Mengacu pada kebijakan dividen Alfamart, perseroan berkomitmen membagikan 15%–25% dari laba bersih jika laba di bawah Rp250 miliar, dan lebih dari 25% jika melebihi angka tersebut.

JP Morgan Masih Optimistis terhadap AMRT

Di tengah penurunan kinerja saham AMRT, lembaga keuangan global JP Morgan tetap menunjukkan optimisme. Dalam laporan riset yang diterbitkan pada 13 Mei 2025, JP Morgan mempertahankan peringkat “overweight” untuk saham AMRT, meski sektor ritel tengah mengalami tekanan akibat melemahnya daya beli masyarakat.

Target harga saham AMRT direvisi menjadi Rp2.820 dari sebelumnya Rp3.400. Saham AMRT sendiri mengalami penurunan hingga 18% dalam setahun terakhir dan telah terkoreksi 34% sejak mencapai puncaknya pada Oktober 2024.

Penurunan ini disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, meningkatnya beban operasional terkait ekspansi pusat distribusi dan program penggantian pendingin (chiller). Satu pusat distribusi bisa menghabiskan biaya hingga Rp60 miliar, dengan manfaat finansial yang belum sepenuhnya terlihat.

Kedua, penurunan margin laba kotor pada kuartal IV/2024. Setelah mencatat kenaikan 30 basis poin (bps) sepanjang Januari–September 2024, margin ini justru anjlok 127 bps di akhir tahun.

Meski demikian, JP Morgan menilai bahwa tekanan yang dialami saham AMRT bersifat siklikal, bukan struktural. Dengan kata lain, koreksi harga saham diperkirakan hanya terjadi sementara dan bukan cerminan dari kondisi jangka panjang perusahaan.

Share This Article