Amazon kembali menjadi sorotan setelah Gedung Putih mengawasi langkah raksasa e-commerce tersebut terkait laporan rencana penambahan informasi biaya tarif impor dalam harga produk di situs Amazon.com.
Mengutip laporan Reuters, Rabu (30/4/2025), Amazon membantah laporan dari Punchbowl News yang menyebut bahwa perusahaan akan menampilkan dampak tarif terhadap harga produk secara publik. Amazon menjelaskan bahwa divisi Haul—yang menjual produk murah asal China—memang sempat mempertimbangkan opsi tersebut, namun akhirnya membatalkannya.
“Kami memang sempat mendiskusikan kemungkinan mencantumkan biaya impor pada sejumlah produk di toko Haul, tetapi gagasan itu tidak pernah disetujui dan tidak akan dijalankan,” ujar juru bicara Amazon.
Kabar tersebut sempat memicu tekanan pada saham Amazon, yang turun hingga 2% setelah Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyebut rencana itu sebagai “tindakan bermusuhan dan bermotif politik.” Namun saham Amazon kemudian pulih dan berbalik naik tipis pada sesi perdagangan siang.
Presiden Donald Trump dilaporkan langsung menghubungi Jeff Bezos, pendiri sekaligus CEO Amazon, untuk mengonfirmasi kabar tersebut.
“Jeff Bezos sangat baik. Dia menyelesaikan masalah dengan cepat dan mengambil keputusan yang tepat,” ujar Trump kepada wartawan.
Sejumlah pelaku industri sebelumnya telah memperingatkan bahwa kebijakan tarif baru dapat berdampak signifikan terhadap harga barang konsumsi di AS. Divisi Amazon Haul, yang diluncurkan pada November tahun lalu dan sangat mengandalkan pengiriman langsung dari China, menjadi salah satu yang paling terdampak.
Trump sendiri baru saja menandatangani perintah eksekutif untuk menutup celah hukum perdagangan de minimis, yang sebelumnya memungkinkan produk bernilai rendah dari China dan Hong Kong masuk tanpa bea masuk. Kebijakan ini akan mulai diberlakukan pada 2 Mei mendatang.
Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, turut mendesak transparansi dari peritel besar terkait besarnya beban tarif terhadap konsumen. Sementara itu, anggota DPR dari Partai Republik Marjorie Taylor Greene menyambut positif wacana penambahan pelacak tarif tersebut.
“Ahhh ayolah Amazon!! Saya semangat sekali dengan pelacak tarif Amazon supaya bisa menghindari beli barang dari China!!” tulis Greene di platform X.
Masih dari laporan Reuters, sejumlah penjual pihak ketiga yang biasa menawarkan produk buatan China saat perayaan Prime Day memutuskan untuk absen atau mengurangi potongan harga tahun ini. Amazon telah mengonfirmasi bahwa Prime Day akan tetap digelar, meski belum menetapkan tanggal resmi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dalam catatan hubungan masa lalu, Trump pernah kerap mengkritik Bezos terutama terkait pemberitaan The Washington Post. Namun, hubungan keduanya belakangan tampak membaik. Amazon bahkan diketahui membeli dokumenter tentang Melania Trump senilai US$40 juta, menyumbang dana untuk pelantikan presiden, dan menayangkan ulang acara The Apprentice di Prime Video.
Trump pun menyebut Bezos “100%. Dia luar biasa,” dalam wawancara dengan The Atlantic yang terbit pekan lalu.
Meski begitu, Gedung Putih kembali mengangkat laporan lama Reuters tahun 2021 yang menuduh Amazon pernah menjalin kerja sama dengan lembaga propaganda China. “Inilah mengapa rakyat Amerika harus membeli produk dalam negeri,” tegas Leavitt, menegaskan kembali komitmen pemerintahan Trump dalam memperkuat rantai pasok domestik.
Amazon pada 2021 menanggapi bahwa mereka mematuhi seluruh hukum dan regulasi yang berlaku di setiap negara operasinya, termasuk China.
Hingga kini, tidak ada pernyataan tambahan dari Gedung Putih setelah Amazon membantah laporan Punchbowl News.