AS Dorong India Kurangi Peran di BRICS, Buka Peluang Kesepakatan Dagang Strategis

5 Min Read

Amerika Serikat menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan dagang baru dengan India akan segera terwujud. Pernyataan ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam pidato utama pada forum kerja sama ekonomi AS–India yang digelar di Washington.

Lutnick menegaskan bahwa India merupakan mitra penting dalam strategi dagang global AS, namun mengingatkan bahwa masih ada sejumlah tantangan dalam hubungan bilateral kedua negara.

- Advertisement -

AS Minta India Tinjau Ulang Keterlibatan di BRICS

Dalam pidatonya, Lutnick secara terbuka menyarankan agar India mulai mengurangi keterlibatannya dalam blok ekonomi BRICS—yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Ia menilai, kedekatan India dengan Rusia, terutama dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), menjadi salah satu titik gesekan yang mengganggu kerja sama dengan AS.

“Ada langkah-langkah dari pemerintah India yang cukup mengkhawatirkan kami, khususnya terkait pembelian peralatan militer dari Rusia,” kata Lutnick.

Meski demikian, ia menyambut baik langkah India yang kini mulai mengalihkan belanja militernya ke produk-produk buatan AS. Langkah ini dinilai sebagai sinyal positif untuk memperkuat hubungan ekonomi dan diplomatik kedua negara.

AS Manfaatkan India untuk Goyang Soliditas BRICS?

Sejumlah analis menilai bahwa Washington tengah memainkan strategi diplomasi untuk meredam kekuatan BRICS, dengan menjadikan India sebagai pintu masuk. Di tengah ketegangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif tinggi era Presiden Donald Trump, India dianggap responsif dengan mulai membuka jalan untuk kebijakan dagang yang lebih bersahabat terhadap AS.

- Advertisement -

“Saya melihat India berupaya menjadi negara pertama yang menjalin kesepakatan dagang baru dengan AS, dan itu sangat kami hargai,” ujar Lutnick.

Fokus pada Akses Pasar dan Pengurangan Defisit

Lebih lanjut, Lutnick menekankan bahwa akses pasar yang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan AS di India menjadi prioritas dalam kesepakatan mendatang. Ia menargetkan pengurangan defisit neraca dagang sebagai salah satu poin utama dalam negosiasi.

“Kami ingin akses yang adil untuk perusahaan-perusahaan kami di India, dan kami juga ingin menurunkan defisit perdagangan kedua negara,” tegasnya.

Sebagai bentuk timbal balik, AS siap memberikan fasilitas perdagangan khusus bagi India, selama negara tersebut bersedia meliberalisasi sektor ekonominya untuk investor dan produk asal Amerika.

India Tolak De-dolarisasi, Pilih Jalin Hubungan Stabil dengan AS

Meski merupakan anggota BRICS, India memilih untuk tidak ikut serta dalam agenda de-dolarisasi yang tengah digagas sejumlah anggota blok tersebut. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menegaskan bahwa mereka lebih memilih menjaga hubungan stabil dengan AS dan melanjutkan perjanjian ekonomi yang sudah ada.

Hubungan dagang yang kuat dengan AS dinilai krusial, mengingat pesatnya pertumbuhan ekonomi India yang kini menjadi salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia.

Sektor Teknologi Jadi Penghubung Kunci

India selama lebih dari 30 tahun telah menjadi mitra penting bagi sektor teknologi informasi (TI) Amerika Serikat. Gangguan dalam kerja sama ini, menurut para pakar, berpotensi memicu relokasi operasional perusahaan-perusahaan AS ke negara berkembang lain.

Dengan peran vital sektor TI dalam ekonomi India, menjaga hubungan erat dengan AS menjadi langkah strategis untuk mendukung stabilitas dan keberlanjutan investasi.

Hubungan Dekat Trump dan Modi Jadi Katalis Diplomatik

Faktor personal juga disebut turut memperkuat ikatan antara kedua negara. Mantan Presiden Donald Trump secara terbuka menyebut Modi sebagai “sahabat baiknya,” dan keduanya dikenal saling mendukung dalam berbagai kebijakan strategis.

Sikap India yang tegas menolak gagasan de-dolarisasi juga menjadikannya satu-satunya anggota BRICS yang secara terbuka mendukung dominasi dolar AS di pasar global. Hal ini memperkuat posisinya sebagai sekutu penting Washington di kawasan Asia.

India: Pasar Potensial Bernilai Miliaran Dolar

AS melihat India sebagai pasar bernilai tinggi dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk. Berbagai perusahaan raksasa teknologi, termasuk Starlink milik Elon Musk, telah mengumumkan rencana ekspansi ke India guna menyediakan layanan internet cepat dengan harga terjangkau.

Langkah ini mencerminkan keyakinan investor terhadap potensi India sebagai pasar strategis dan mitra dagang jangka panjang bagi Amerika Serikat.

Share This Article