PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) kembali mencetak inovasi penting di sektor perkebunan sawit nasional dengan merilis tiga varietas bibit unggul terbaru yang tahan terhadap penyakit Ganoderma, salah satu ancaman terbesar dalam industri kelapa sawit.
Tiga varietas tersebut, yakni DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, dan DxP AAL Sejahtera MRG, resmi diumumkan usai dinyatakan lulus Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan di Bogor, pada Kamis, 16 Mei 2025. Dengan peluncuran ini, jumlah varietas unggul yang dimiliki AALI kini menjadi enam jenis.
Tahan Ganoderma, Ancaman Produktivitas Sawit
Keunggulan utama dari tiga varietas baru ini adalah ketahanannya terhadap penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma boninense), yang dikenal sebagai salah satu penyebab penurunan produktivitas serius pada tanaman sawit. Penyakit ini menyerang bagian dalam batang dan secara perlahan menyebabkan kematian tanaman, yang berdampak besar terhadap jumlah pohon per hektare serta hasil panen TBS (tandan buah segar).
“Kami mengembangkan varietas moderat resisten terhadap Ganoderma sekaligus memastikan produktivitas tinggi tetap terjaga,” ujar Cahyo Wibowo, Senior Vice President Research and Development Astra Agro, dalam keterangan resmi, Rabu (28/5/2025).
Ia menyebutkan, persebaran penyakit ini meningkat tajam di beberapa wilayah seperti Sulawesi Barat dan Sumatera, mendorong AALI untuk memperbarui varietas sebelumnya agar lebih adaptif terhadap tantangan tersebut.
Produktivitas Lebih Tinggi dan Tanpa Buah Kempet
Tak hanya unggul dalam ketahanan penyakit, ketiga varietas terbaru ini juga dirancang untuk menghindari partenokarpi, atau buah kempet, yang selama ini menjadi persoalan pada produksi sawit. Menurut Cahyo, bibit baru tersebut menjanjikan buah berkualitas tanpa cacat, yang berdampak positif pada volume dan mutu hasil panen.
Lebih lanjut, sex ratio atau perbandingan bunga betina terhadap total bunga dalam tiga varietas ini berada pada kisaran ideal 75–88%, memungkinkan penyerbukan alami yang efektif tanpa bantuan manual. Dengan demikian, biaya operasional kebun juga bisa ditekan.
“Meski membawa keunggulan baru, varietas ini tetap mempertahankan ciri khas varietas sebelumnya, seperti hasil TBS tinggi dan kandungan minyak yang melimpah,” tambah Cahyo.
Aplikasi di Lahan Endemik dan Apresiasi Pemerintah
Astra Agro berencana segera menerapkan bibit baru ini di kebun-kebun operasional, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan terhadap serangan Ganoderma. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan kerugian produksi akibat infeksi dan sekaligus meningkatkan efisiensi jangka panjang.
Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian, Ebi Rulianti, menyambut baik terobosan ini. Ia menyatakan bahwa ketiga varietas dari Astra Agro merupakan solusi nyata dalam menghadapi penyakit Ganoderma, dan layak untuk dilepas secara resmi.
“Biasanya pelepasan varietas tahan Ganoderma memakan waktu 15–20 tahun. Astra Agro mampu merampungkannya lebih cepat karena memiliki tim R&D yang solid,” kata Ebi.
AALI juga diketahui merupakan anggota aktif dalam Konsorsium Genom Sawit Indonesia (KGSI) yang berfokus pada pengembangan bibit unggul nasional. Ebi menambahkan, karena tidak ada lahan di Indonesia yang benar-benar bebas Ganoderma, maka varietas seperti ini sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan industri sawit di tanah air.
“Dengan varietas ini, kami berharap perusahaan maupun petani dapat meraih produksi optimal. Selamat kepada Astra Agro atas pencapaian luar biasa ini,” tutup Ebi.