PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau Bank BTN menyiapkan dana sebesar Rp1,59 triliun guna melunasi tiga seri obligasi yang jatuh tempo pada 2025. Informasi tersebut disampaikan manajemen perseroan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 8 Mei 2025.
Tiga obligasi yang akan dilunasi tahun ini meliputi:
- Obligasi BBTN IV Tahap II 2022 Seri A senilai Rp600 miliar yang jatuh tempo pada 24 Mei 2025.
- Obligasi BBTN Berkelanjutan II Tahap I 2015 Seri D senilai Rp800 miliar, jatuh tempo pada 8 Juli 2025.
- Obligasi BBTN Berkelanjutan IV Tahap I 2020 Seri C senilai Rp196 miliar yang jatuh tempo pada 19 Agustus 2025.
Total dana yang dialokasikan untuk pelunasan ketiga obligasi tersebut mencapai Rp1,59 triliun. Manajemen menjelaskan bahwa dana tersebut telah disiapkan dan ditempatkan pada pos efek-efek dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara, sesuai laporan keuangan yang telah diaudit per 31 Desember 2024.
“Berdasarkan posisi keuangan dalam laporan keuangan audited Bank BTN per 31 Desember 2024, dana tersebut ditempatkan pada pos efek-efek melalui Surat Perbendaharaan Negara,” tulis manajemen BTN.
Kinerja Keuangan Kuartal I/2025
Bank BTN juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 5,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp904 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan dengan Rp860 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa capaian ini ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit serta pengelolaan keuangan yang solid di tengah ketatnya likuiditas dan mahalnya biaya dana.
“Kami tetap konsisten menjalankan strategi di tengah tantangan pasar. Ini yang mendorong kinerja positif selama tiga bulan pertama 2025,” kata Nixon, Kamis (24/4/2025).
Total kredit dan pembiayaan yang disalurkan BTN naik 5,5% YoY menjadi Rp363,11 triliun dari Rp344,24 triliun pada kuartal I/2024. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi tumbuh 7,6% menjadi Rp179,70 triliun, sementara KPR non-subsidi melonjak 8,1% menjadi Rp106,80 triliun.
Dari sisi simpanan, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7,5% menjadi Rp384,70 triliun. Peningkatan signifikan juga terjadi pada dana murah (CASA) yang naik 10,1% YoY menjadi Rp196,67 triliun, berkontribusi sebesar 51,1% terhadap total DPK—naik dari 49,9% pada kuartal I/2024.
Akibatnya, biaya dana (cost of fund) turun menjadi 4,0%, dibandingkan dengan 4,2% pada Maret 2024. Sementara itu, margin bunga bersih (NIM) juga membaik, naik dari 3,3% menjadi 3,6% pada periode yang sama.
Rasio loan to deposit (LDR) tercatat sebesar 94,4%, sedikit menurun dari 96,2% pada kuartal I/2024, menunjukkan pengelolaan likuiditas yang lebih konservatif.