PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama 2025 dengan raihan laba bersih konsolidasi sebesar Rp13,2 triliun. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang turut meningkat 5,45% secara tahunan menjadi Rp 25,50 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyampaikan bahwa pihaknya terus menjaga momentum pertumbuhan bisnis yang sehat di awal tahun.
“Kami fokus memperkuat ekosistem wholesale dan memperluas penyaluran kredit berkelanjutan. Hal ini menjadi motor utama transformasi digital kami untuk memperluas akses layanan keuangan,” ujar Darmawan dalam pemaparan kinerja perusahaan, Selasa (29/4).
Menurut Darmawan, kolaborasi dengan mitra strategis serta keterlibatan dalam berbagai program pemerintah menjadi langkah penting untuk meningkatkan inklusi keuangan di seluruh wilayah Indonesia.
Bank Mandiri juga memperkuat pembiayaan ke sektor-sektor potensial yang mengedepankan kearifan lokal. Selain itu, perusahaan mempercepat digitalisasi layanan keuangan demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Kredit Konsolidasi Tumbuh Dua Digit
Per Maret 2025, total kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.672 triliun, naik 16,5% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh performa kuat dari segmen wholesale dan retail, di mana segmen wholesale menjadi tulang punggung dalam mendorong pertumbuhan kredit retail.
“Kredit Bank Mandiri tumbuh merata di berbagai wilayah Indonesia, mencerminkan efektivitas strategi ekspansi kami yang inklusif,” tambah Darmawan.
Kredit korporasi tercatat naik 20% YoY menjadi Rp608 triliun, sementara kredit komersial tumbuh 21,4% menjadi Rp296 triliun. Tak hanya itu, penyaluran kredit kepada pelaku UMKM juga naik Rp 11 triliun menjadi Rp136 triliun, sejalan dengan komitmen perseroan dalam mendukung ekonomi kerakyatan.
Aset Tembus Rp 2.463 Triliun, Dana Pihak Ketiga Naik 11,2%
Bank Mandiri mencatatkan total aset sebesar Rp2.463 triliun hingga akhir Maret 2025, meningkat 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 11,2% YoY menjadi Rp 1.748 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai Rp1.269 triliun.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (NPL) bank only terjaga di level 1,01%. Sementara itu, cost of credit (CoC) menunjukkan perbaikan menjadi 0,71% dari sebelumnya 0,99%. NPL coverage ratio tercatat sebesar 299%, mencerminkan soliditas ketahanan keuangan perusahaan.
“Manajemen risiko yang kuat menjadi fondasi utama kami dalam menjaga pertumbuhan jangka panjang,” tegas Darmawan.
Saham BMRI Menguat, Analis Rekomendasikan Buy
Di lantai bursa, saham Bank Mandiri (BMRI) ditutup naik 0,41% ke posisi Rp4.940 pada perdagangan Selasa (29/4). Dalam sepekan terakhir, saham ini telah terapresiasi 6,93%.
Analis investasi dari Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menilai prospek saham BMRI tetap positif, seiring ekspektasi penurunan suku bunga acuan dan pembagian dividen yang menarik.
“Dari sisi valuasi, saham BMRI masih tergolong undervalued. Ini membuka peluang bagi investor untuk masuk,” kata Indy. Ia pun merekomendasikan saham ini untuk dibeli (buy), dengan target harga di kisaran Rp6.100 per saham.