PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kuartal I 2025 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp16,92 miliar. Angka ini melonjak 84,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja positif ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 12,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp286,93 miliar. Selain itu, pendapatan bunga dari kredit juga mengalami kenaikan 17,35% menjadi Rp203,98 miliar.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia, menyampaikan bahwa pertumbuhan laba ini mencerminkan arah bisnis yang terus membaik.
“Kinerja solid Bank Raya didukung oleh ekspansi digital yang berkualitas, fokus pada produk unggulan, serta perbaikan kualitas aset dan efisiensi proses bisnis,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (30/4).
Dalam tiga bulan pertama 2025, total aset Bank Raya tercatat sebesar Rp13,35 triliun, naik 9% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kredit yang mencapai Rp7,34 triliun atau tumbuh 8,7% yoy.
Komitmen Bank Raya terhadap penguatan layanan digital terlihat dari lonjakan outstanding kredit digital sebesar 78,5% menjadi Rp2,36 triliun. Penyaluran kredit digital juga tumbuh signifikan sebesar 63,9% yoy, mencapai Rp6,3 triliun. Sementara itu, jumlah transaksi melalui aplikasi Raya meningkat 57,1% yoy, dengan total transaksi mencapai 1,1 juta.
Peningkatan kinerja juga tercermin dari rasio profitabilitas yang semakin membaik. Net Interest Margin (NIM) naik 58 basis poin menjadi 4,87%, dari sebelumnya 4,29% pada kuartal I 2024. Return on Asset (ROA) naik menjadi 0,52%, sedangkan Return on Equity (ROE) naik menjadi 2,11%, masing-masing mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Raya juga menjaga likuiditas dalam kondisi sehat, dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 87,78%, Liquidity Coverage Ratio (LCR) di angka 351,18%, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 153,44%. Semua rasio tersebut berada jauh di atas ketentuan minimum regulator sebesar 100%.
Dari sisi permodalan, perusahaan masih menunjukkan kekuatan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) total sebesar 41,04% dan Tier 1 CAR sebesar 40,25%.
“Bank Raya terus menumbuhkan bisnis digital secara berkelanjutan, mengedepankan inovasi berbasis produk dan pengalaman pelanggan,” tambah Subagia.
Ia juga menegaskan komitmen Bank Raya dalam memperkuat sinergi dengan BRI Group untuk memperluas jangkauan layanan serta memperkuat posisi sebagai bank digital melalui produk seperti Digital Saving dan Kredit Digital.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp8,36 triliun, tumbuh 3,9% yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dana murah, terutama dari produk Digital Saving yang naik 55,03% menjadi Rp1,4 triliun.